Bisnis.com, BADUNG – Pemerintah meminta PT Angkasa Pura I (persero) sebagai tuan rumah penyelenggaraan Bali International Airshow pada 2024 agar berhitung dan melakukan persiapan dengan cermat seiring dengan peningkatan pergerakan penumpang di Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut B. Pandjaitan menuturkan, saat ini kondisi ekonomi Indonesia terus membaik dengan indikator pertumbuhan ekonomi yang cukup baik sehingga momentum untuk menggelar Bali International Airshow menjadi tepat.
Luhut juga berharap pagelaran internasional tersebut nantinya bisa ikut diselenggarakan secara rutin setiap 2 tahun sekali.
“Saya mewaspadai saja trafik di Bali makin padat pada 2024 nanti. Jadi harus dihitung pelaksanaannya, jangan mengganggu kelancaran trafik udara di sini [Bali]. Kedua, luas untuk parking space juga memerlukan persiapan. Angkasa Pura harus benar-benar menghitung. Jangan sampai melakukan kegiatan yang nantinya justru kontraproduktif,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (5/12/2022).
Luhut menegaskan, dengan dukungan pemerintah melalui kementerian-kementerian terkait, seperti Kementerian Pertahanan, Kementerian Informasi, Kementerian Perhubungan, serta Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Bali International Air Show 2024 diharapkan dapat terselenggara dengan baik dan memberikan dampak baik bagi perkembangan investasi, baik untuk industri penerbangan maupun pariwisata, di Indonesia pada umumnya dan perkembangan daerah Bali pada khususnya.
Berdasarkan data global, pertumbuhan kelas menengah yang sangat tinggi di Indonesia menjadikan pertumbuhan industri penerbangan di Indonesia menjadi yang tercepat kedua setelah China. Volume penerbangan domestik Indonesia diramalkan akan pulih kembali pada 2024, lebih cepat 2 tahun daripada penerbangan internasional yang diprediksi akan kembali pulih pada 2026.
Baca Juga
Luhut menekankan Indonesia yang terdiri atas 17.000 kepulauan memerlukan investasi yang besar untuk meningkatkan industri penerbangan dalam negeri. Indonesia saat ini memiliki 673 bandar udara dengan berbagai ukuran di berbagai daerah yang tentu pembangunan dan pengelolaannya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Jumlah bandar udara ini pun masih perlu ditambah, mengingat masih banyak daerah pelosok yang akan lebih mudah dijangkau jika menggunakan transportasi udara.
“Untuk itulah perlu diadakan upaya seperti Bali International Airshow agar tujuan pembangunan industri penerbangan yang diinginkan dapat tercapai,” tekannya.