Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah China menyatakan terbuka untuk setiap kesempatan investasi di industri hulu migas (migas) yang ditawarkan pemerintah Indonesia guna mempererat hubungan kedua negara.
Duta Besar Republik Rakyat China untuk Indonesia Lu Kang mengatakan, pihaknya juga akan terbuka untuk penawaran investasi terkait dengan pengembangan proyek Kilang Gas Alam Cair (LNG) Abadi Blok Masela.
“Sejauh proyek itu dapat bermanfaat bagi masyarakat dan kepentingan kedua negara, China akan menunjukkan minatnya,” kata Lu Kang saat ditemui selepas acara Laporan CSR Perusahaan Tiongkok di Indonesia yang diinisiasi oleh China Chamber of Commerce in Indonesia di Jakarta, Jumat (28/10/2022).
Lu Kang menegaskan, China akan tertarik untuk ikut berinvestasi di setiap kawasan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Menurut dia, komitmen itu akan ikut mempererat hubungan kedua negara sahabat tersebut.
Hanya saja, dia enggan mengonfirmasi kabar ihwal salah satu perusahaan hulu migas China, PetroChina Company Ltd. yang disebutkan tertarik untuk ikut mengambil sebagian hak partisipasi yang dilepas Shell di Blok Masela tersebut.
“Saya perlu mengecek detailnya terkait itu. Tapi saya bisa katakan bahwa seluruh area yang menjadi penawaran pemerintah Indonesia untuk perusahaan dan pemerintah luar sejauh bermanfaat kami akan menunjukkan minat kami,” kata dia.
Baca Juga
Dalam acara yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah belum menawarkan kesempatan investasi atau pengembangan Blok Masela kepada pemerintah dan perusahaan China.
Kendati demikian, Luhut mengatakan, pemerintah intensif untuk mengundang investasi dari China terkait dengan pengembangan hilirisasi mineral yang akan dihentikan ekspornya dalam waktu dekat, seperti timah, bauksit, dan tembaga.
“Belum bicara [penawaran untuk Blok Masela] begitu,” kata Luhut.
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) membeberkan bahwa ExxonMobil belakangan ikut melakukan studi pengambilan sebagian hak partisipasi Shell di Blok Masela.
Adapun, studi itu dilakukan setelah operator proyek LNG Abadi Blok Masela Inpex Masela Ltd. mengundang ExxonMobil untuk ikut meninjau data room terkait dengan pengembangan salah satu blok migas laut dalam terbesar di dunia tersebut.
Kendati demikian, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, Inpex saat ini telah memproses kajian yang lebih dahulu dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) sebagai perwakilan pemerintah pada salah satu proyek strategis nasional (PSN) itu.
“Exxon juga melakukan studi bisa jadi potensial, tapi kita lihat kan, masing-masing studi ada hasilnya mau terus dilanjutkan atau tidak,” kata Dwi saat ditemui di Kantor SKK Migas, Jakarta, Senin (17/10/2022).
Dwi menuturkan, pembentukan konsorsium pengambilalihan 35 persen hak partisipasi Shell di Blok Masela itu masih dinamis. Menurut dia, pembentukan konsorsium akan tergantung pada keuangan Pertamina untuk membeli keseluruhan hak partisipasi Shell tersebut.
“Konsorsium dalam perkembangan negosiasi, karena Pertamina sendiri kalau nanti misal memperhatikan posisi keuangan harus berteman dengan yang lain, konsorsium yang lain, itu dimungkinkan selain Inpex,” kata dia.
Sejatinya, pengembangan PSN senilai US$19,8 miliar itu tidak lagi tersendat karena Inpex sudah mengantongi pembeli untuk produksi gas tersebut, yaitu PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN). Apalagi, perkembangan pengembangan Lapangan Abadi pada 2021 tercatat sudah mencapai 65 persen.
Di sisi lain, revisi rencana pengembangan (PoD) dengan komitmen energi hijau itu juga memiliki posisi strategis untuk meningkatkan nilai tawar rencana divestasi hak partisipasi milik Shell sebesar 35 persen pada Blok Masela tersebut. Pengembangan fasilitas CCUS dinilai dapat membuat aset LNG Abadi Blok Masela lebih kompetitif yang belakangan ikut menarik minat investor untuk membeli hak partisipasi Shell yang sudah ingin hengkang sejak 2 tahun lalu itu.