Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

'Curhatan' Penduduk Dunia Soal Lonjakan Biaya Hidup Akibat Inflasi dan Dolar AS

Bagi penduduk negara-negara dengan mata uang utama selain dolar AS, lonjakan greenback semakin mencekik karena harga barang-barang semakin mahal.
Warga Turki berbelanja sayuran di pasar lokal. Inflasi Turki menyentuh 83,5 persen pada September 2022 secara tahunan./Bloomberg
Warga Turki berbelanja sayuran di pasar lokal. Inflasi Turki menyentuh 83,5 persen pada September 2022 secara tahunan./Bloomberg

Lonjakan Biaya

Lonjakan dolar AS tahun ini sangat menyakitkan. Hal ini menambah tekanan inflasi global pada saat harga telah melonjak. Gangguan pada pasar energi dan pertanian yang disebabkan oleh perang di Ukraina memperbesar kendala pasokan dan proses pemulihan COVID-19.

Di Manila, Raymond Manaog (29 tahun) pengendara transportasi umum Filipina yang dikenal dengan jeepney, mengeluh bahwa inflasi memaksanya bekerja lebih banyak untuk bertahan hidup, apalagi kenaikan bahan bakar semakin menggerus pendapatannya.

“Apa yang harus kami lakukan untuk mendapatkan penghasilan yang cukup untuk pengeluaran sehari-hari kami. Jika sebelumnya kami menempuh rute kami lima kali, sekarang kami melakukannya enam kali,” ungkap Raymond kepada Al Jazeera.

Di ibu kota India, New Delhi, Ravindra Mehta telah menjalankan bisnis perantara bagi eksportir almond dan pistachio asal AS selama beberapa dekade terakhir. Tapi rekor penurunan rupee di atas bahan baku dan biaya pengiriman yang lebih tinggi telah membuat harga barangnya jauh lebih mahal bagi konsumen India.

Pada bulan Agustus, India mengimpor 400 kontainer almond, turun dari 1.250 kontainer tahun sebelumnya.

“Jika konsumen tidak membeli, itu mempengaruhi seluruh rantai pasokan, termasuk orang-orang seperti saya,” curhat-nya.

Sementara itu, Warga Negara Indonesia (WNI) di Inggris bercerita tentang tingginya biaya hidup di sana saat ini. Bahkan, hampir semua harga komoditas melonjak naik imbas pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina.

Bella (24) yang tinggal di London mengatakan harga makanan dan minuman sudah naik sekitar 12,6 persen. Dia mencontohkan harga sebuah susu kemasan 1,55 poundsterling atau Rp 25.299, kemudian keju untuk roti 6 pound sterling atau Rp 97.932/kg, lalu mentega 3,18 pound sterling atau Rp 51.903/pack kurs (16.322).

Selain bahan makanan, harga bahan bakar juga naik sekalipun sudah mengalami penurunan, harga bahan bakar minyak (BBM) berada di angka 1,68 pound sterling atau Rp 27.420/liter, lebih murah dibandingkan bulan sebelumnya 1,92 pound sterling atau Rp 31.338.

"Saat ini Inggris juga sedang mengalami cuaca dingin sehingga banyak dari masyarakat membutuhkan energi lebih untuk heater atau pemanas," jelas Bella kepada Bisnis, Kamis (29/9/2022).

Halaman
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper