Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Grab Masih Kaji Penyesuaian Biaya Aplikasi, Ini Alasannya

Grab Indonesia menilai penyesuaian biaya sewa aplikasi masih perlu dikoordinasikan kepada mitra pengemudi dan pemangku kepentingan terkait.
Ilustrasi pengemudi ojek daring Grab./Reuters-Beawiharta
Ilustrasi pengemudi ojek daring Grab./Reuters-Beawiharta

Bisnis.com, JAKARTA--Grab Indonesia menilai penyesuaian biaya sewa aplikasi atau yang dikenal dengan potongan komisi masih perlu dikoordinasikan kepada mitra pengemudi dan pemangku kepentingan terkait karena menyangkut keberlanjutan perusahaan.

Kondisi tersebut menyusul terbitnya aturan KM No.667/2022 oleh Kementerian Perhubungan yang memangkas batasan maksimal biaya sewa aplikasi di kisaran 15 persen, dari sebelumnya yang berada di kisaran 20 persen

Director of Central Public Affairs Grab Indonesia Tirza Munusamy menjelaskan bahwa potongan komisi selama ini dikenakan untuk menjaga kesejahteraan mitra pengemudi serta mengembangkan teknologi yang menghubungkan konsumen dan mitra pengemudi.

“Kami masih berkoordinasi erat dengan pemangku kepentingan terkait soal penyesuaian biaya sewa aplikasi. Perlu diketahui bahwa potongan komisi juga digunakan untuk keberlanjutan perusahaan guna memastikan bahwa Grab bisa menyediakan sumber penghasilan yang berkesinambungan bagi ratusan ribu mitra pengemudi di Indonesia,” ujarnya, Kamis (6/10/2022).

Terkait penyesuaian sewa ini, pemerintah juga dinilai harus belajar mengenali dan mengidentifikasi biaya ekosistem ojek online (ojol).

Peneliti Lembaga Demografi Universitas Indonesia (LDUI) I Dewa Gede Karma Wisana mengatakan, pemerintah idealnya perlu membuat opsi lebih banyak dan rasional untuk terus mendukung ekosistem ojol yang dibangun oleh aplikator dengan mempelajari dan memahami proses bisnis dari aplikator lebih mendalam.

“Jadi pemerintah tidak hanya berkutat di persoalan tarif saja tetapi juga bisa memperluas opsi-opsi kebijakan seputar ekosistem ojol. Selama ini, kebijakan pemerintah masih melulu soal tarif. Belum terlihat upaya untuk merancang skema insentif untuk memperluas pemanfaatan ekosistem ini sehingga aplikator punya sumber pendanaan baru,” katanya, Kamis (6/10/2022).

Jika pemerintah memberikan dukungan terkait skema tarif ini, lanjutnya, aplikator akan bisa memperoleh perluasan bisnis. Dengan kata lain, pemerintah secara tidak langsung ikut menjamin kesejahteraan pengemudi. Dia meyakini pemerintah bisa mendorong aspek keselamatan atau aspek perlindungan para pengemudi atau pemerintah memberikan insentif untuk praktek-praktek yang dilakukan oleh aplikator dalam meningkatkan alternatif pembiayaan atau alternatif pendapatan mitra driver.

Dia justru melihat adanya pemangkasan biaya layanan dapat berdampak pada ekosistem ojol, seperti berkurangnya kesejahteraan mitra driver dan juga pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang hidupnya bergantung pada ekosistem ojol. Pasalnya hal tersebut membuat aplikator berpotensi kehilangan sumber pendanaan.

“Contohnya, yang tadinya aplikator bisa memberikan insentif untuk mitra driver, kemungkinan insentif tersebut harus dipangkas demi mempertahankan bisnisnya tetap berjalan. Jadi ada dua dampak utama yang dirasakan mitra driver, yaitu berkurangnya insentif ke mereka dan berkurangnya potensi pendapatan akibat permintaan konsumen berkurang,” ungkap Dewa.

Dia menambahkan, pengaturan batas maksimum biaya sewa aplikasi juga harus mempertimbangkan kebutuhan pengembangan teknologi aplikasi. Hal ini merupakan hal yang krusial karena aplikasi adalah motor dari ekosistem ojol. Tanpa maintenance, kualitas aplikasi akan berkurang dan berdampak langsung pada menurunnya permintaan konsumen.

Pasalnya, teknologi yang menjadi basis aplikasi membutuhkan biaya yang besar, dan aplikator harus memastikan teknologi aplikasi berjalan dengan baik tanpa adanya bug, maupun error system.

“Kemudian juga harus ada update, bisa menjamin cyber security. Aplikasi juga berorientasi pada user experience yang harus dijaga,” imbuhnya.

Alhasil, dia menekankan bahwa biaya sewa aplikasi yang salah fungsinya untuk melakukan pemeliharaan aplikasi diturunkan, kenyamanan pengguna juga akan berkurang dan ini bisa berdampak pada permintaan konsumen untuk menggunakan ojol. Layanan di ekosistem ojol, kata Dewa, saat ini memang masih membutuhkan pemeliharaan untuk mendorong peningkatan permintaan konsumen. Mulai dari promo, cash back, voucher, hingga komisi untuk mitra pengemudi.

“Nah, ketika biaya sewa aplikasi dibatasi, mungkin yang akan dilakukan aplikator di Indonesia adalah mengurangi layanan-layanan yang dinilai kurang bisa memberikan pendapatan yang signifikan. Begitu juga dengan program-program yang memberikan benefit bagi driver, kemungkinan besar akan dikurangi,” tekannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper