Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pengeluaran untuk transportasi menjadi pendorong Indeks Harga Konsumen (IHK) atau inflasi pada September 2022 melonjak 1,17 persen (month-to-month/mtm). Capaian inflasi ini merupakan yang tertinggi sejak Desember 2014.
Secara tahun berjalan, inflasi pada periode tersebut tercatat sebesar 4,84 persen (year-to-date/ytd) sementara secara tahunan mencapai 5,95 persen (year-on-year/yoy).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyampaikan, penyumbang utama inflasi pada September 2022 berasal dari kelompok pengeluaran transportasi seiring kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi untuk jenis Pertalite dan Solar dengan kenaikan lebih dari 30 persen serta Pertamax yang melonjak di 16 persen.
Dampaknya, kelompok transportasi mencatatkan inflasi sebesar 8,88 persen secara bulanan, dengan memberikan andil terhadap inflasi pada bulan ini sebesar 1,08 persen mtm.
Komoditas utama penyumbang inflasi pada kelompok ini adalah bensin, angkutan dalam kota, solar, angkutan antar kota, tarif kendaraan roda 2 online, dan tarif kendaraan roda 4 online.
“Komoditas apa yang menyebabkan terjadi inflasi pada kelompok transportasi yang dominan adalah bensin dengan andil 0,89 persen mtm, kemudian angkutan dalam kota 0,09 persen, solar 0,03 persen, angkutan antar kota 0,03 persen, tarif kendaraan roda 2 online 0,02 persen, dan tarif kendaraan roda 4 online 0,01 persen,” kata Margo dalam konferensi pers, Senin (3/10/2022).
Baca Juga
Di samping itu, kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau mencatatkan deflasi sebesar 0,30 persen mtm dan memberikan andil terhadap deflasi sebesar -0,08 persen.
Deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dipicu oleh bawang merah dengan andil -0,06 persen, cabai merah -0,05 persen, minyak goreng -0,03 persen, tomat -0,02 persen, cabai rawit -0,02 persen, dan ikan segar -0,01 persen.
“Jadi inflasi di September ini lebih karena kenaikan harga bbm dan juga di sektor transportasi, sementara mampu diredam oleh kelompok makanan minuman dan tembakau di September ini mengalami deflasi,” ujarnya
Dari pantauan BPS di 90 kota, tercatat 88 kota mengalami inflasi dimana inflasi tertinggi terjadi di Bukit Tinggi sebesar 1,87 persen mtm. Sementara, dua kota mengalami deflasi dimana Manokwari mengalami deflasi sebesar -0,64 persen dan Timika -0,59 persen.