Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kota Bukittinggi sebagai daerah dengan inflasi tertinggi di Indonesia pada periode September 2022.
Daerah yang terkenal dengan masakan nasi kapau dan Jam Gadang ini tercatat mengalami inflasi sebesar 1,87 persen. Jauh di atas rata-rata inflasi nasional sebesar 1,17 persen.
Margo Yuwono, Kepala BPS menyebutkan survei indeks harga konsumen (IHK) yang mengukur inflasi dilakukan di 90 wilayah di seluruh Indonesia. Dari cakupan survei ini, inflasi atau kenaikan harga barang atas nilai uang terjadi di 88 daerah dengan kenaikan tertinggi di Bukittinggi.
"Penyebab utama [inflasi tinggi di Bukittinggi] adalah kenaikan harga bensin sebesar 0,81 persen, beras memberikan andil 0,35 persen, angkutan dalam kota 0,18 persen dan angkutan antar kota," kata Margo dalam paparan data bulanan BPS, Senin (3/10/2022).
Saat yang sama, inflasi terendah dari kota yang disurvei terjadi di Merauke sebesar 0,07 persen. Sementara 2 kota mengalami deflasi yakni Manokwari 0,64 persen dan Timika 0,59 persen.
Sedangkan jika inflasi per pulau, BPS mencatat di Sumatra Bukittinggi tetap penyumbang tertinggi. Sementara di Jawa, inflasi tertinggi terjadi di Kudus dengan 1,65 persen. Untuk Kalimantan, wilayah yang disurvei dengan inflasi tertinggi ada di Singkawang dengan 1,66 perse.
Baca Juga
Pada wilayah Sulawesi, Kota Palopo menyumbang inflasi 1,74 persen, Bali Nusra terjadi di Kupang dengan 1,82 persen, dan untuk Maluku dan Papua inflasi tertinggi di Sorong dengan 1,49 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami inflasi 1,17 persen pada September 2022 (month-to-month/mtm). Kondisi ini membuat, laju inflasi secara tahunan sudah menembus 5,95 persen.
"Inflasi September sebesar 1,17 persen, tertinggi sejak Desember 2014," kata Margo .
Dia mengatakan secara tahunan inflasi September 2022 mencapai 1,17 persen dan secara tahun kalender 5,95 persen. Adapun, komoditas utama penyumbang inflasi adalah harga BBM, beras dan angkutan dalam kota. 88 kota mengalami inflasi