Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerimaan Cukai Rokok Naik 9,6%, Tembus Rp121,9 Triliun Per Juli 2025

Penerimaan cukai rokok naik 9,6% menjadi Rp121,9 triliun per Juli 2025, mencapai 53,01% dari target APBN. Tantangan muncul dari rokok murah dan produksi turun.
Petugas Bea Cukai memeriksa sejumlah pita cukai rokok. / dok. Ditjen Bea Cukai Kemenkeu
Petugas Bea Cukai memeriksa sejumlah pita cukai rokok. / dok. Ditjen Bea Cukai Kemenkeu

Bisnis.com, JAKARTA — Realisasi penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) per Januari hingga Juli 2025 mencapai Rp121,98 triliun. Angka itu naik 9,6% dibandingkan realisasi penerimaan cukai hasil tembakau pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp111,23 triliun.

Adapun APBN 2025 menetapkan target penerimaan cukai hasil tembakau sebesar Rp230,09 triliun. Artinya, realisasi penerimaan cukai hasil tembakau sebesar Rp121,98 triliun per Juli itu setara dengan 53,01% target sepanjang tahun.

Cukai hasil tembakau sendiri, yang komponen itunya merupakan cukai rokok, merupakan penyumbang utama penerimaan cukai. Total penerimaan cukai sebesar Rp126,85 triliun sepanjang Januari—Juli 202 atau setara 51,95% dari target.

Dari total penerimaan cukai itu, 96,1% di antaranya berasal dari cukai hasil tembakau. Sumber penerimaan lain adalah cukai minuman mengandung ethil alkohol sebesar Rp10,19 triliun dan cukai ethil alkohol sebesar Rp0,12 triliun.

Tantangan Penerimaan Cukai

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan memproyeksikan penerimaan cukai hasil tembakau akan turun pada tahun ini karena semakin lakunya rokok murah.

Proyeksi tersebut terungkapkan di paparan eks Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Askolani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR pada Rabu (7/5/2025).

Disebutkan, penerimaan cukai rokok berpotensi turun akibat tidak ada kenaikan tarif pada 2025 dan berlanjutnya fenomena drowntrading atau beralihnya konsumsi masyarakat ke rokok yang lebih murah.

"Dua hal yang menyebabkan penerimaan cukai tembakau ini adalah satu kebijakan tarif, kedua adalah produksi daripada rokok yang mendekatkan pita cukai," jelas Askolani dalam rapat.

Anak buah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati itu menjelaskan bahwa penerimaan cukai rokok mencapai Rp55,7 triliun pada kuartal I/2025. Realisasi tersebut naik 5,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Produksi Rokok Turun

Kendati demikian, dia menjelaskan bahwa produksi rokok turun sebesar 4,2% (year on year/YoY) pada kuartal I/2025. Menurutnya, penurunan tersebut karena kontraksi produksi rokok golongan 1 (-10,9%) tidak bisa diimbangi pertumbuhan produksi golongan 2 (1,3%) dan golongan 3 (7,4%).

Memang, tarif cukai rokok golongan 1 lebih tinggi dari golongan 2 dan golongan 3 seperti yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 97/2024. Akibatnya, harga eceran rokok golongan 1 berpotensi meningkatkan lebih tinggi daripada golongan 2 dan golongan 3 sehingga produksinya menurun.

Asko memaparkan bahwa produksi rokok terus mengalami penurunan pada 2021. Produksi hasil tembakau sebesar 334,8 miliar batang pada 2021, turun ke 323,9 miliar batang pada 2022, kembali turun ke 318,1 miliar batang pada 2023, dan terakhir turun ke 317,4 miliar batang pada 2024.

Di samping itu, dia menyampaikan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai akan terus melakukan perbaikan pelayanan dan pengawasan. Menurutnya, perbaikan pelayanan dan pengawasan tersebut yang lebih penting.

"Makanya tadi kami sampaikan juga cukup signifikan dan konsisten kami ngawasin rokok-rokok ilegal, sebab dengan mengedukasi itu, mengingatkan itu, kan untuk mencegah juga mereka supaya memproduksi rokok tetap legal," kata Asko.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro