Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koordinator Bidang Pangan (Kemenko Pangan) menargetkan sebanyak 15.000 Koperasi Desa Merah Putih akan beroperasi pada Agustus 2025.
Adapun, sebanyak 80.000 Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes/Kel Merah Putih) ditargetkan akan beroperasi secara bertahap hingga November 2025.
Deputi Bidang Koordinasi Tata Niaga dan Distribusi Pangan Kemenko Pangan Tatang Yuliono mengatakan, pemerintah tengah mendorong agar semua Kopdes/Kel Merah Putih dapat beroperasi sebelum 2026.
Perinciannya, pemerintah membidik sebanyak 15.000 Kopdes/Kel Merah Putih beroperasi pada Agustus 2025. Lalu, sebanyak 25.000 Kopdes/Kel Merah Putih beroperasi pada September 2025, 25.000 Kopdes/Kel Merah Putih pada Oktober 2025, dan 15.000 Kopdes/Kel Merah Putih pada November 2025.
“Kami sudah punya target bahwa 80.000 KDMP [Kopdes/Kel Merah Putih] di seluruh Indonesia harus beroperasional di November 2025. Jadi hanya 4 bulan kita coba dorong,” kata Tatang dalam Rakornas Kadin Indonesia Bidang Koperasi dan UMKM 2025 di Jakarta, Rabu (20/8/2025).
Tatang menuturkan, para pemangku kepentingan dari kementerian/lembaga, termasuk Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, akan mempercepat operasional Kopdes/Kel Merah Putih.
Baca Juga
Dia menjelaskan, percepatan operasional 15.000 Kopdes/Kel Merah Putih pada Agustus 2025 ini mengacu pada data Desa Mandiri.
“Kami akan dorong per Agustus ini 15.000 [Kopdes/Kel Merah Putih] seluruh Indonesia Itu beroperasi. Dari mana? Kami punya data desa mandiri, 20.000 desa mandiri yang sudah diverifikasi oleh Kementerian Desa yang akan siap untuk beroperasi yang akan kita dukung,” ujarnya.
Namun, Kopdes/Kel Merah Putih sebelum beroperasi harus masuk ke dalam sistem yang dirancang oleh PT Telkom Indonesia. Dalam sistem itu, ungkap dia, pemerintah bisa memantau pergerakan operasional Kopdes/Kel Merah Putih, seperti pemasukan barang, penjualan, utang, hingga pinjaman dari himpunan bank milik negara (Himbara).
“Karena seluruh operasional daripada operasi ini harus digital, dibuat oleh PT Telkom. Harus digital sehingga terpantau pemasukan barang, pengeluaran barang, penjualan barang, masuknya utang, masuknya pinjaman, pembayaran utang, pembayaran pinjaman,” jelasnya.
Dia menjelaskan, masuknya setiap Kopdes/Kel Merah Putih ke dalam sistem itu untuk menghasilkan laporan keuangan. Dengan begitu, Tatang menuturkan Kopdes/Kel Merah Putih hanya perlu mengoperasikan bisnis.
Namun, dia menyampaikan bahwa operasional Kopdes/Kel Merah Putih sangat tergantung dari konektivitas infrastruktur, terutama di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
“Walaupun tadi Menteri Komdigi [Meutya Hafid] sudah menyampaikan komitmennya untuk menyambungkan internet. Jadi ini target untuk selanjutnya,” sambungnya.
Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi sebelumnya mengimbau agar seluruh Kopdes/Kel Merah Putih yang telah mengantongi badan hukum untuk segera masuk ke dalam satu sistem Microsite Kemenkop.
Ini artinya, Kemenkop bisa selalu memantau segala pergerakan Kopdes di Microsite, baik dari sisi pengembangan model bisnis hingga tahap dan status pembiayaan dari Himbara.
Dalam dashboard yang tersedia di Microsite akan menampilkan pendataan Kopdes, bisnis Kopdes/Kel Merah Putih hingga proses pembiayaan dan pelaporan.
“Kami juga bisa mengetahui berapa banyak KopDes [Merah Putih] yang sudah mendapatkan pembiayaan dari Himbara,” kata Budi Arie dalam keterangan tertulis, dikutip pada Rabu (20/8/2025).
Budi menerangkan, langkah ini dilakukan sebagai bentuk upaya Kopdes/Kel Merah Putih menerapkan digitalisasi sehingga data di setiap koperasi akan terintegrasi satu sama lain.
“Karena digitalisasi bagi operasional Kopdes Merah Putih amat penting, maka kita akan mempercepat proses integrasi aplikasi digital BUMN dengan Kementerian Koperasi sehingga semuanya bisa terintegrasi dengan baik,” terangnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan KopDes Merah Putih yang belum tergabung dalam Microsite tidak akan bisa melanjutkan ke langkah berikutnya, termasuk pengurusan bisnis keagenan pupuk dan LPG hingga pembiayaan Himbara.
“Tidak akan diproses bisnisnya bila belum terdata di Microsite, serta tidak akan diproses menjadi agen penjualan,” tekannya.
Hingga saat ini, tercatat baru sekitar 20.000 Kopdes Merah Putih yang sudah terdata di Microsite. “Saya berharap akhir Agustus ini semua Kopdes sudah masuk ke dalam sistem Microsite," tandasnya.