Bisnis.com, JAKARTA – Bank of England (BOE) melakukan intervensi di pasar obligasi untuk mencegah anjloknya mata uang dan pasar surat berharga lebih lanjut.
Dilansir Bloomberg pada Rabu (28/9/2022), BOE melakukan intervensi di pasar obligasi pemerintah atau gilt market dengan menjanjikan pembelian obligasi jangka panjang tanpa batas.
BOE memulai rencana pada Rabu sore dengan membeli obligasi senilai 1 miliar poundstgerling (US$1,07 miliar) yang jatuh tempo dalam 20 tahun atau lebih. Bank sentral disebut telah menyiapkan 5 miliar poundsterling untuk melakukan pembelian ini.
Operasi akan berlanjut setiap hari kerja hingga 14 Oktober. Setelah lelang pada Rabu, berarti dana talangan bisa mencapai 61 miliar poundsterling.
Pengumuman pembelian ini berdampak langsung pada pasar obligasi, mengirimkan imbal hasil 30-tahun ke rekor penurunan terbesar mereka setelah sebelumnya naik ke level tertinggi sejak 1998.
Bank sentral memperingatkan bahwa disfungsi yang berkelanjutan akan mengancam stabilitas keuangan dan bahkan merusak perekonomian. BOE juga menunda dimulainya rencana menjual kepemilikan obligasi yang ada, yang sejatinya dimulai Senin pekan ini.
Baca Juga
"Pembelian akan dilakukan pada skala apa pun yang diperlukan," kata BOE dalam pernyataannya, dikutip Bloomberg, Kamis (29/9/2022).
Bahasa ini mengingatkan pada janji mantan Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi tahun 2012 silam untuk melakukan "apa pun yang diperlukan" guna menyelamatkan euro.
BOE memutuskan untuk melakukan intervensi guna mengatasi potensi krisis yang bisa terjadi dalam beberapa jam. Ini menyangkut persyaratan agunan pada strategi investasi yang didorong oleh kewajiban, seperti yang ada di dana pensiun, dan akan membuat banyak orang menjual obligasi bertenor panjang, menurut salah seorang sumber.
Strategi investasi senilai 1 triliun poundsterling yang didorong oleh kewajiban investasi telah diinvestasikan ke dalam obligasi pemerintah dan korporasi. BOE khawatir bahwa penjualan untuk memenuhi permintaan agunan akan mendorong harga lebih rendah dan memicu kebangkrutan, sehingga memaksa lebih banyak penjualan dan pada akhirnya memicu lingkaran malapetaka negatif.
Anjloknya pasar obligasi berasal dari tekad pemerintah menerapkan paket kebijakan pemotongan pajak terbesar yang tidak didanai dalam menghadapi tentangan luas dari para ekonom dan investor.
Dana Moneter Internasional (IMF) pada hari Selasa mendesak pemerintah Truss untuk mempertimbangkan kembali rencana tersebut, dan Moody's Investors Service memperingatkan bahwa hal itu dapat mengancam peringkat kredit negara tersebut.