Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tok! Bank Sentral Inggris Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 4,75%

Bank sentral Inggris, Bank of England (BOE) kembali memangkas suku bunga untuk kedua kalinya pada tahun ini.
Westminster Abbey merupakan salah satu gereja yang terletak di Kota London, Inggris. Gereja tersebut berdiri di sebelah barat Gedung Parlemen, Westminster, London. Upacara pemakaman Ratu Elizabeth II akan dilaksanakan di gereja ini pada Senin (19/9/20220). JIBI/Bisnis-Nancy Junita @facebook westminster abbey
Westminster Abbey merupakan salah satu gereja yang terletak di Kota London, Inggris. Gereja tersebut berdiri di sebelah barat Gedung Parlemen, Westminster, London. Upacara pemakaman Ratu Elizabeth II akan dilaksanakan di gereja ini pada Senin (19/9/20220). JIBI/Bisnis-Nancy Junita @facebook westminster abbey

Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral Inggris, Bank of England (BOE) kembali memangkas suku bunga untuk kedua kalinya pada tahun ini guna menurunkan biaya pinjaman. Namun, BOE juga tidak memberikan sinyal bahwa pelonggaran moneter akan dilakukan lebih cepat.

Mengutip dari Bloomberg, BOE memperingatkan bahwa anggaran Inggris terbaru dapat meningkatkan inflasi hingga setengah persen.

Delapan anggota Komite Kebijakan Moneter (Monetary Policy Comitee/MPC), yang dipimpin oleh Gubernur Andrew Bailey, sepakat menurunkan suku bunga acuan seperempat poin menjadi 4,75%.

Adapun, satu-satunya yang berbeda pendapat adalah Catherine Mann seorang pejabat eksternal, yang tidak setuju dan memilih untuk mempertahankan suku bunga pada 5%.

“Kami perlu memastikan inflasi tetap mendekati target, sehingga kami tidak bisa menurunkan suku bunga terlalu cepat atau terlalu banyak,” kata Bailey dalam pernyataan pada Kamis di London yang dikutip dari Bloomberg, Kamis (7/11/2024).

Meski demikian, lanjutnya, jika ekonomi berkembang seperti yang diharapkan, kemungkinan suku bunga akan terus turun secara bertahap.

Keputusan ini mendorong pound menguat, sedangkan obligasi Inggris bertenor dua tahun mengalami kenaikan. Para pelaku pasar sepenuhnya memperkirakan akan ada dua kali lagi penurunan seperempat poin hingga akhir tahun depan.

Langkah BOE menuju pelonggaran lebih lanjut nyatanya menjadi lebih rumit karena pengaruh anggaran yang Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves pada 30 Oktober dan pemilihan Donald Trump sebagai Presiden AS.

Inggris kini merencanakan pengeluaran besar-besaran senilai £70 miliar [US$90,4 miliar] setahun, yang hampir setengahnya dibiayai dengan pinjaman. Trump juga mengancam akan menerapkan tarif yang lebih tinggi, yang dapat memicu perang dagang global baru.

Selanjutnya, pasar obligasi pun cemas, dengan biaya pinjaman pemerintah Inggris mencapai level tertinggi dalam setahun sejak anggaran diumumkan. Kenaikan ini mengingatkan kembali kepada krisis keuangan pada tahun 2022 ketika Perdana Menteri Inggris Liz Truss mengumumkan pemotongan pajak senilai £45 miliar tanpa sumber pendanaan yang jelas dan mengguncang investor.

Pergerakan besar di pasar baru-baru ini membuat Bank of England (BOE) mendasarkan perkiraan mereka pada jalur suku bunga yang lebih rendah daripada yang diperkirakan saat ini. Proyeksi menunjukkan suku bunga akan turun ke 3,7% pada akhir tahun depan dengan inflasi diperkirakan tetap di atas 2% dan mencapai 2,2% setelah dua tahun, sebelum akhirnya melambat menjadi 1,8% pada 2027.

Pasar pun kini memperkirakan bahwa suku bunga yang bertahan sekitar setengah poin lebih tinggi, yang akan menyiratkan perlambatan yang lebih tajam dalam pertumbuhan harga konsumen. Jika ini terjadi, BOE mungkin perlu mengambil tindakan yang lebih besar

Perlu diketahui bahwa pemangkasan suku bunga oleh BOE lebih dulu diikuti dengan langkah serupa yang kemungkinan akan diambil oleh Federal Reserve pada Kamis nanti, yang menjadi keputusan pertama bank sentral AS sejak kemenangan Trump.

Sebelumnya pada hari yang sama, Riksbank Swedia sendiri telah mempercepat pelonggaran dengan memangkas suku bunga setengah poin, sementara di Norwegia, pejabat memutuskan untuk mempertahankan suku bunga tetap.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper