Bisnis.com, JAKARTA - Bank of England (BOE) meraih 3,5 miliar poundsterling atau sekitar Rp 64,6 triliun setelah menjual obligasi yang dibeli dalam intervensi pasar obligasi darurat bulan September 2022.
Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (12/1/2023), Bank sentral Inggris melakukan pembelian surat utang pemerintah jangka panjang senilai 19,3 miliar setelah anggaran bencana mantan Perdana Menteri (PM) Liz Truss tahun lalu. BOE melakukan intervensi ini untuk mencegah guncangan di pasar obligasi gilt yang dapat berpotensi memicu krisis ekonomi.
Pembelian dilakukan hanya dalam waktu lebih dari dua minggu hingga pertengahan Oktober 2022, sedangkan penjualan kembali dimulai pada 29 November. Pada hari Kamis (12/1), BOE mengatakan penjualan telah selesai.
Pembeli membayar total sekitar 22,8 miliar pounsterling, sehingga BOE mengantongi keuntungan £3,5 miliar setara return 18 persen.
BOE melakukan intervensi pada akhir September untuk menstabilkan pasar inti karena dana investasi yang didorong oleh kewajiban menjual obligasi gilt senilai 70 miliar pounsterling untuk memenuhi margin call. Aksi jual menyebabkan lonjakan imbal hasil yang menyebabkan suku bunga pinjaman melonjak lebih dari 6 persen.
Hal ini merupakan uji coba pertama dari fasilitas darurat Market-Makers of Last Resort (MMLR) BOE, yang merupakan langkah bank sentral membeli aset dalam pengaturan dana pinjaman stabilitas keuangan untuk bank-bank untuk menstabilkan harga.
Baca Juga
Hasil penjualan ini membuktikan keberhasilan bank sentral. BOE mengatakan penjualan tidak mengganggu pasar, tanda bahwa kepercayaan pada aset Inggris stabil setelah kepanikan tahun lalu.
“Obligasi gilt dalam portofolio ini tersedia untuk pembeli yang berminat. Pendekatan ini membantu memastikan bahwa penjualan sebagai respons terhadap permintaan pasar dan tidak memicu disfungsi baru," ungkap BOE dalam pernyataannya.
Keuntungan yang dibukukan BOE sangat kontras dengan program pelonggaran kuantitatif formalnya, di mana BOE membeli gilt senilai 875 miliar poundsterling antara tahun 2009 dan 2021 sebagai bagian dari kebijakan moneter yang bertujuan membatasi suku bunga di pasar keuangan.
Kepemilikan gilt tersebut juga sekarang dijual dan mencatat kerugian lebih dari 100 miliar poundsterling. Departemen Keuangan tahun lalu menyelesaikan transfer senilai 11 miliar poundsterling ke BOE untuk menutupi potensi kerugian karena program pelonggaran kuantitatif telah berakhir.