Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Inggris mengumumkan tambahan bantuan kemanusiaan untuk Gaza sekaligus mendesak Israel untuk membuka jalur pasokan dan membatalkan rencana operasi militer besar-besaran ke wilayah tersebut.
Melansir Bloomberg pada Minggu (10/8/2025), Kementerian Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan Inggris menyatakan telah mengalokasikan tambahan dana sebesar 8,5 juta poundsterling atau sekitar Rp185 miliar untuk dana Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang digunakan untuk menyalurkan bantuan seperti pangan dan air bagi warga Palestina.
“Krisis kemanusiaan di Gaza masih berlangsung dan kami mendesak Israel untuk membatalkan keputusan memperluas operasi militer,” ujar Menteri Pembangunan Internasional Inggris Jenny Chapman dalam keterangan resmi.
Chapman menyebut banyaknya bantuan tertahan di perbatasan sebagai hal yang tidak dapat diterima. Dia menambahkan, Inggris siap menyalurkan lebih banyak bantuan melalui mitra-mitranya. Inggris juga menuntut Pemerintah Israel untuk mengizinkan bantuan masuk dengan aman.
Dana tambahan yang dijanjikan Inggris itu merupakan bagian dari anggaran bantuan luar negeri sebesar £101 juta yang dialokasikan untuk wilayah Palestina yang diduduki pada tahun anggaran berjalan.
Pengumuman bantuan tersebut disampaikan setelah kabinet keamanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui rencana penguasaan Kota Gaza sebagai bagian dari upaya mengalahkan Hamas.
Baca Juga
Langkah itu menuai kecaman dari Inggris dan sejumlah negara Barat lainnya. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada Jumat (8/8/2025) menyebut keputusan itu sebagai langkah yang keliru dan meminta pemerintah Israel untuk mempertimbangkannya kembali.
Menurut Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) PBB, sekitar 500.000 orang di Gaza mengalami kelaparan, sementara akses badan tersebut ke wilayah tersebut terus dibatasi.