Bisnis.com, JAKARTA – Pejabat bank sentral AS mengharapkan The Fed terus melakukan pengetatan moneter meskipun pasar keuangan global bergejolak.
Presiden The Fed wilayah Chicago Charles Evans mengatakan The Fed harus terus menaikkan suku bunga acuan untuk menahan inflasi meskipun volatilitas meningkat di pasar keuangan global.
"Kami berada pada kisaran target 3-3,25 persen. (suku bunga) mulai bergerak ke wilayah yang membatasi, namun dengan inflasi yang tinggi, ini belum cukup ketat," kata Evans kepada wartawan setelah berbicara di London School of Economics, dilansir Bloomberg, Kamis (29/9/2022).
The Fed telah memperketat kebijakan moneter dengan cepat tahun ini dalam upaya untuk menurunkan inflasi dari level tertinggi dalam empat dekade. Kenaikan suku bunga AS telah membantu memberikan dorongan terhadap dolar AS yang berdampak pada gejolak di pasar global.
Pekan lalu, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menaikkan suku bunga acuan Fed Funds Rate sebesar 75 basis poin menjadi 3,25 persen, level tertinggi sejak krisis keuangan 2008.
Kepala Fed Chicago, yang tidak melakukan pemungutan suara pada keputusan FOMC tahun ini, mengatakan volatilitas pasar global dapat menambah tekanan terhadap pasar keuangan, tetapi hal ini tidak cukup untuk membuat The Fed keluar dari jalurnya saat ini.
Baca Juga
"Risikonya terus tinggi terhadap inflasi yang lebih persisten, dan kami hanya benar-benar perlu mengendalikan inflasi," kata Evans.
Evans mengatakan fundamental ekonomi masih cukup terkendali. Selain itu, pasar tenaga kerja juga masih cukup baik. Namun ia tetap menegaskan bahwa The Fed terus memantau setiap perubahan yang terjadi.
“Dan kita perlu memiliki cukup banyak indikator sebelum secara serius mempertimbangkan dengan lonjakan inflasi yang sedang kita hadapi sekarang,” pungkasnya.