Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mantan Pejabat PBOC Ini Sebut Sikap Hawkish The Fed Rugikan Pasar Global

Keputusan Fed untuk menaikkan suku bunga acuan guna memerangi inflasi yang sangat tinggi melemahkan banyak mata uang utama.
Suasana gedung Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Mingg (10/4/2022). Bloomberg/ Tom Brenner
Suasana gedung Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Mingg (10/4/2022). Bloomberg/ Tom Brenner

Bisnis.com, JAKARTA – Mantan direktur departemen statistik dan analisis Bank Rakyat China (PBOC) Sheng Songcheng menilai siklus kenaikan suku bunga Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed yang paling agresif sejak 1980-an membuat pasar global tidak stabil.

Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (27/9/2022) menurutnya keputusan Fed untuk menaikkan suku bunga acuan guna memerangi inflasi yang sangat tinggi melemahkan banyak mata uang utama dan memacu arus keluar modal dari negara-negara berkembang.

"Efek limpahan dari kenaikan suku bunga The Fed memicu banyak masalah yang mengakar dalam sistem ekonomi dan keuangan global," jelas Sheng.

Dia menjelaskan, status dolar AS yang dominan membuat banyak bank sentral terpaksa menaikkan suku bunga mengikuti The Fed. Bahkan jika kegiatan ekonomi di negara-negara tersebut berada di bawah tekanan atau inflasi domestik mereka tetap lemah.

Sikap hawkish The Fed dan lonjakan dolar telah mengguncang pasar keuangan global karena risiko resesi dunia meningkat.

Sheng berkomentar, menggarisbawahi kekhawatiran yang meningkat di Beijing tentang efek limpahan pada ekonomi China, PBOC mempertahankan kebijakan moneter yang relatif longgar untuk mendorong pertumbuhan yang melambat.

"Kebijakan The Fed saat ini merugikan orang lain tanpa menguntungkan dirinya sendiri, karena kenaikan suku bunga tidak efektif dalam menjinakkan inflasi Amerika Serikat (AS) melainkan meningkatkan risiko resesi," lanjutnya.

Dia mengatakan The Fed harus mempercepat penyusutan neraca pada saat yang sama dengan menaikkan suku bunga, yang dapat mencapai efek yang lebih baik dalam menahan inflasi dan mengurangi risiko resesi.

Selain itu, faktor yang mendukung lingkungan inflasi rendah di seluruh dunia di masa lalu seperti globalisasi berkurang, sementara pandemi dan perubahan iklim telah menyebabkan biaya operasi yang lebih tinggi bagi perusahaan, menurut Sheng

Kenaikan suku bunga yang besar secara berturut-turut memperburuk beban perusahaan yang perlu meminjam,

Seperti diketahui, Yuan anjlok menuju 7,2 per dolar AS, level yang belum pernah dicapai sejak 2008, PBOC meningkatkan pertahanannya terhadap mata uang dalam beberapa pekan terakhir.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper