Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan nilai saham perusahaan sektor kesehatan cenderung stabil bahkan pernah mengalahkan nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Oktober 2020.
Akademisi dari Politeknik Keuangan STAN Ferry Irawan mengatakan bahwa hadirnya sejumlah perusahaan baru yang beroperasi pada sektor kesehatan, dikategorikan sebagai IDXHealth oleh Bursa Efek Indonesia. Perusahaan baru yang melakukan IPO menjadi indikasi perusahaan sektor kesehatan memiliki daya tarik bagi investor.
Dia melanjutkan, hal ini menjadi perhatian bahwa dalam kelamnya masa pandemi, perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan, berpotensi untuk bertumbuh dan meningkatkan pendapatannya. Pengurangan biaya juga dapat berperan dalam memaksimalkan profit.
“Reduksi biaya dalam rangka peningkatan laba memiliki berbagai bentuk seperti efisiensi biaya, penggunaan metode depresiasi yang lebih efektif, pemilihan distributor dengan harga bersaing, dan pemanfaatan anak atau induk perusahaan yang memiliki hubungan istimewa,” tuturnya.
Berdasar catatan Badan Pusat Statistik (BPS) produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) industri kimia, farmasi, dan obat tradisional mencapai Rp59,88 triliun pada kuartal I/2022. PDB industri tersebut masih tumbuh 6,47 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Kendati demikian seperti dikutip dari dataindonesia.id, pertumbuhan PDB industri kimia, farmasi, dan obat tradisional melanjutkan perlambatan dari tiga bulan sebelumnya.
Baca Juga
Pada kuartal IV/2021, PDB industri tersebut juga tumbuh lebih rendah 8,28 persen (yoy). Melambatnya kinerja industri kimia, farmasi, dan obat tradisional seiring dengan melandainya pandemi Covid-19 di Indonesia.
Kinerja industri tersebut sebelumnya sempat naik tajam hingga 14,96 persen (yoy) pada kuartal III/2020. Pertumbuhan dua digit pun dialami industri kimia, farmasi, dan obat tradisional pada kuartal I/2021, yakni 11,46 persen (yoy).