Bisnis.com, JAKARTA — Rencana pemberian subsidi motor listrik disebut masih tertunda pada tahun ini lantaran pemerintah masih fokus pada proses penyelesaian negosiasi tarif dagang dengan Amerika Serikat.
Selama ini, pemerintah mengguyur stimulus subsidi pembelian motor listrik sebesar Rp7 juta dan memastikan kebijakan tersebut tetap berlanjut tahun ini. Stimulus ini menjadi gairah bagi industri kendaraan listrik berbasis baterai.
Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengatakan pemerintah masih memproses aturan dan skema baru kebijakan subsidi motor listrik tahun ini. Prosesnya masih tertunda lantaran pemerintah tengah memprioritaskan penyelesaian negosiasi dengan AS.
"Masih proses [subsidi], karena ada proses soal tarif Trump itu yang kemudian membuat kita harus pending dulu sementara," kata Faisol kepada wartawan, dikutip Selasa (29/4/2025).
Kendati demikian, pemerintah tetap memastikan akan menggelontorkan subsidi motor listrik 2025 dengan skema baru. Namun, Faisol belum dapat memberikan detail terkait waktu penerbitan kebijakan tersebut.
"Tapi itu akan tetap lanjut," terangnya.
Baca Juga
Untuk diketahui, sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto mengungkapkan skema subsidi motor listrik pada 2025. Subsidi tersebut sebagai bagian dari lima paket stimulus ekonomi yang ditetapkan oleh pemerintah.
Prabowo mengungkapkan, skema insentif yang disalurkan untuk sepeda motor listrik pada tahun ini berupa subsidi pajak ditanggung pemerintah (DTP).
Artinya, skema tersebut berbeda dengan yang telah diberlakukan pada 2024 lalu, yakni sepeda motor listrik mendapatkan subsidi sebesar Rp7 juta per unit.
Hal tersebut disampaikan Prabowo melalui Keterangan Pers Tentang Kewajiban Menyimpan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) di Dalam Negeri.
"Lima, paket stimulus ekonomi, yaitu diskon tarif listrik, PPN DTP pembelian properti dan otomotif, PPN BM DTP otomotif, electronic vehicle dan hibrida, subsidi pajak DTP motor listrik, PPh DTP sektor padat karya," ujar Prabowo, beberapa waktu lalu.
Sebagai informasi, Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan kendaraan roda dua tembus 6,33 juta unit pada 2024. Angka itu naik 1,54% dibandingkan pada 2023 sebanyak 6,23 juta unit.
Secara rinci berdasarkan modelnya, tipe skuter mendominasi penjualan motor domestik sebanyak 90,39%, disusul tipe underbone 5,40% dan motor sport 4,21%.
Sementara itu, ekspor sepeda motor sepanjang 2024 juga mencapai 572.506 unit, atau naik tipis yaitu 0,43% dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 570.004 unit.