Bisnis.com, JAKARTA — Konsumsi pemerintah pada kuartal II/2022 mencatatkan kontraksi pertumbuhan sebesar -5,24 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Ini merupakan kali kedua secara berturut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa konsumsi pemerintah dalam komponen PDB mencatatkan kontraksi pertumbuhan selama dua kuartal berturut-turut dikarenakan belanja pemerintah yang masih cenderung terbatas.
“Konsumsi pemerintah kontraksi di dua kuartal berturut-turut, itu juga karena banyak hal, bukan karena size defisit yang mengecil, tapi ability to spend yang masih terbatas,” katanya dalam acara Peluncuran Buku PEN, Jumat (5/8/2022).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, dari sisi lapangan usaha, administrasi pemerintahan juga mengalami penurunan sebesar -1,73 persen yoy. Penurunan disebabkan oleh penurunan realisasi belanja pegawai, serta belanja barang dan jasa.
“Kalau mau menambah belanja dengan capacity dan quality of spending, kita harus tetap hati-hati untuk tidak menggunakan fiskal secara ekspansif atau sembrono,” tutur Sri Mulyani.
Adapun, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2022 mencapai 5,44 persen.
Sri Mulyani menyampaikan, dengan pertumbuhan yang lebih tinggi dari kuartal sebelumnya, Indonesia saat ini berada dalam posisi yang baik, di mana antara sisi permintaan dan penawaran terjaga.
Di samping itu, tingkat inflasi juga relatif stabil sejalan dengan penambahan subsidi yang diberikan oleh pemerintah, baik melalui subsidi energi maupun bantuan sosial.
“Di negara lain, barangkali inflasi sudah sangat tinggi, sementara pemulihan dari sisi penawaran tidak besar, jadi pertumbuhan belum tinggi sekali,” kata dia.