Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Rumah Seken Tetap Tinggi Meski Harga Naik

Peningkatan minat rumah seken yang tumbuh 12 persen semester I/2022 diperkirakan akan terus bergerak positif hingga tahun depan.
Ilustrasi kompleks perumahan./Bisnis.com
Ilustrasi kompleks perumahan./Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Minat pasar terhadap rumah sekunder atau rumah seken sejak awal tahun hingga pertengahan 2022 terus menunjukkan tren peningkatan yang didorong tingginya kebutuhan masyarakat terhadap hunian.

Country Manager Rumah123.com Maria Herawati Manik mengatakan, berdasarkan data di platformnya, minat pasar terhadap rumah seken di semester I/2022 meningkat 12 persen jika dibandingkan semester II/2021.

"Saat ini kami masih sangat optimis dengan penjualan rumah seken seiring kebutuhan rumah yang masih tinggi," kata Maria saat dihubungi Bisnis, Selasa (26/7/2022).

Melihat pergerakan yang begitu cepat dari pertumbuhan minat beli rumah seken, Maria meyakini kondisi tersebut akan berdampak pada penjualan properti yang terus tumbuh positif hingga tahun 2023.

"Angka ini tentu membuat kami sangat positif dengan penjualan rumah seken tidak hanya hingga akhir 2022 ini, tapi juga bisa berlanjut hingga awal 2023 nanti," jelasnya.

Sebagai informasi, laporan Flash Report bulan Juli 2022 yang dirilis Rumah123 menunjukkan kenaikan harga rumah seken hingga 0,6 persen. Dari segi suplai rumah seken tumbuh sebesar 2,4 persen. Sementara itu, tren permintaan secara tahunan melonjak di angka 22,3 persen.

Lebih lanjut, Maria menuturkan dari segi permintaan pun ikut tumbuh konstan. Hal ini dibuktikan dengan adanya pertambahan jumlah listing dan agen di portal Rumah123.com.

"Terbukti dari pertambahan secara konstan jumlah listing dan juga agent di portal kami, yang harapannya bisa menjawab kebutuhan pasar yang juga terus meningkat," ujarnya.

Namun, di samping pertumbuhan positif tersebut, Maria memperhatikan adanya tantangan yang dapat menghambat, beberapa di antaranya yaitu inflasi dan kondisi ekonomi secara nasional yang sangat berhubungan dengan demand atau permintaan produk properti.

Adanya inflasi berimbas pada kenaikan harga bahan bangunan. Kemudian, hal tersebut akan berdampak pada kenaikan harga properti yang memicu terhambatnya pertumbuhan permintaan produk.

"Dengan promo khususnya sangat membantu untuk menstimulasi pertumbuhan demand dan saat ini pengembang sangat gencar memberi promo untuk properti mereka, sangat membantu nih untuk peningkatan demand," ungkapnya.

Selain itu, Maria mengharapkan adanya stimulus dari pemerintah dengan memberikan kebijakan insentif maupun regulasi yang tepat sehingga dapat membantu pembeli, khususnya pembeli rumah pertama, untuk mendapatkan rumah impian.

"Untuk menjaga prospek permintaan rumah seken ini, kita perlu melihat bagaimana nanti tingkat inflasi nasional dan pertumbuhan ekonomi yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan minat properti di Indonesia," ujar Maria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper