Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gawat! Ini Alasan Dunia Waswas Terhadap Krisis Properti China

Sektor properti China terus mengalami tekanan. Bagaimana krisis di sektor ini dapat memengaruhi ekonomi dunia? Simak penjelasannya.
Kantor Evergrande di Beijing, China/Bloomberg
Kantor Evergrande di Beijing, China/Bloomberg

Penyebab Krisis Properti China

Pemerintah China meluncurkan tindakan keras tahun lalu, dengan bank sentral membatasi proporsi pinjaman properti terhadap total pinjaman oleh bank guna membatasi ancaman terhadap seluruh sistem keuangan.

Dengan demikian, dapat menekan sumber pembiayaan bagi pengembang yang sudah berjuang untuk menangani utangnya.

Gelombang default terjadi, terutama oleh pengembang terbesar China, Evergrande, yang tenggelam dalam kewajiban utang lebih dari US$300 miliar.

Selain pembatasan regulasi, perusahaan properti China juga terkena krisis Covid-19. Ketidakpastian ekonomi memaksa banyak calon pembeli rumah untuk memikirkan kembali rencana pembelian mereka.

Diketahui, sektor properti dan industri diperkirakan memberi kontribusi sebanyak seperempat dari Produk Domestik Bruto (PDB) China.

Sektor ini berkembang pesat setelah reformasi pasar pada 1998. Ada ledakan konstruksi yang menakjubkan di belakang permintaan dari kelas menengah yang tumbuh dengan melihat properti sebagai aset keluarga utama dan simbol status.

Keuntungan itu didorong oleh akses mudah ke pinjaman, dengan bank bersedia meminjamkan sebanyak mungkin baik untuk pengembang dan pembeli.

Porsi kredit KPR mencapai nyaris 20 persen total pinjaman yang beredar di seluruh sistem perbankan China.

Banyak perkembangan bergantung pada “pra-penjualan,” dengan pembeli membayar KPR pada unit dalam proyek yang belum dibangun. Rumah yang belum selesai di China mencapai 225 juta meter persegi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper