Bisnis.com, JAKARTA – Target Indonesia Emas hingga 2045 membuka peluang bagi industri pelayaran domestik untuk menambah kapasitas seiring dengan potensi pertumbuhan ekspor-impor.
Ketua Umum Indonesian National Shipowner’s Association (INSA) Carmelita Hartoto menjelaskan kondisi saat ini kargo ekspor dan impor mayoritas masih didominasi oleh pelayaran internasional, dan hanya kurang dari 10 persen yang masih dilakukan oleh pelayaran nasional.
Kondisi tersebut dinilai menciptakan peluang bagi industri pelayaran domestik untuk menambah kapasitasnya dalam memenuhi pertumbuhan ekspor – impor yang juga turut berkembang.
“Mengenai penambahan kapasitas menuju Indonesia Emas, kami melihatnya sebagai peluang-peluang yang akan terjadi akibat pertumbuhan ekspor dan impor yang berkali lipat dari tahun ini, dibandingkan dengan kapasitas yang berlaku saat ini,” ujarnya, Selasa (12/7/2022).
Di sisi lain, peluang–peluang tersebut juga harus diiringi dengan adanya tantangan daya saing terkait dengan persoalan finansial dan operasional. Namun, dia berpendapat dari segi operasional, sebagai negara yang sudah masuk White List Tokyo MoU, Indonesia sudah mengatasi hal tersebut.
“Tinggal dari segi financial, kami masih perlu dukungan pemerintah baik dari kebijakan fiskal dan pendanaan yang kompetitif,” imbuhnya.
Baca Juga
Industri maritim dan pelayaran Indonesia perlu meningkatkan kapasitas kapal hingga sebanyak 4,6 kali lipat dari kondisi saat ini guna mendukung Indonesia Emas 2045.
Sementara itu, analis Samudera Indonesia Denny Irawan memaparkan untuk mewujudkan target Indonesia Emas tersebut, Tanah Air juga menghadapi sejumlah tantangan.
Mulai dari pemenuhan kebutuhan kapasitas kapal, peremajaan kapal, Percepatan investasi di sektor industri pelayaran. Hingga perluasan akses pembiayaan perbankan untuk industri pelayaran domestik, serta peningkatan kapasitas galangan kapal domestik.