Bisnis.com, JAKARTA - PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. (HITS) menyebut belum menaikkan tarif pelayaran kontainer atau freight rate, di tengah ongkos pengapalan yang melesat akibat konflik Rusia-Ukraina.
"Kita karena [bergerak di] sektor angkutan cair seperti LNG, crude, metanol, dan semua itu dalam kondisi time charter. Jadi kita belum terasa imbasnya, dan kenaikan tarif kita masih stay belum ada kenaikan," terangnya, Selasa (28/6/2022).
Kendati demikian, Dedi tidak menampik bahwa konflik Rusia-Ukraina yang telah berkecamuk selama kurang lebih empat bulan ini, cukup berimbas kepada seluruh penyedia jasa angkutan pelayaran secara umum.
Akibatnya, harga minyak terkena imbas perang tersebut. Pada perdagangan hari ini, Selasa (28/6/2022), data Bloomberg pukul 12.25 WIB menunjukkan minyak WTI berada pada level US$110,76 per barel, dan minyak Brent berada pada level US$116,51 per barel.
Kenaikan harga minyak akhirnya berdampak juga pada ongkos operasional pelayaran karena penyedia jasa perlu melakukan penyesuaian terhadap kondisi global. Alhasil, freight rate ikut terkerek.
Untuk mempertahankan usahanya, para penyedia jasa pengapalan pun disebut perlu melakukan berbagai efisiensi di segala lini. Hal tersebut juga dialami oleh Humpuss Intermoda Transportasi.
Baca Juga
"Untuk bisa tetap exist kita harus betul-betul melakukan efisiensi di segala lini, agar biaya atau jasa yang kita tawarkan masih bisa dijangkau oleh customer," tutur Dedi.
Di sisi lain, pemerintah diminta untuk bisa mensiasati agar harga bahan bakar minyak atau BBM bisa turun pada level domestik.
Adapun, biaya pengapalan pada arus perdagangan global naik akibat perang Rusia dan Ukraina sejak akhir Februari 2022.
Menurut data Baltic Exchange, tarif pengangkutan bahan bakar seperti bensin dan solar atau dikenal sebagai angkutan tanker bersih, naik lebih dari dua kali lipat ke level tertinggi pada 2022 sejak April 2020.