Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Komisi IV DPR RI Sudin meragukan pernyataan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo soal vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) bakal diselesaikan dalam 3 - 4 bulan.
Sudin menyatakan pihaknya akan meminta pejabat terkait pembuat vaksin PMK dipecat jika vaksin tidak selesai dibuat dalam kurun 3 - 4 bulan.
“Tiga bulan sanggup buat vaksinnya? Dari 1989 pabrik vaksin sudah tutup yang Surabaya. Jawab aja nggak apa-apa. Bisa tiga bulan, Anda jamin? Saya masukkan ke kesimpulan rapat. Jika tidak bisa Anda dan dirjennya saya minta diberhentikan, jika bicara bisa,” ujar Sudin dalam Raker DPR RI bersama Kementan, Bulog dan PT Berdikari, Senin (23/5/2022).
Menurutnya, rencana kunjungan mentan ke Brasil untuk mempelajari vaksin PMK dinilai akan sia-sia karena perbedaan serotype.
“Hari ini Indonesia tidak punya vaksin untuk PMK. Belum ada. jadi Pak Menteri mau ke Brasil? Beda serotype-nya. Beda,” ujarnya.
Menurut Sudin, yang mempunyai vaksin PMK adalah India, tapi mereka tidak mengizinkan ekspor vaksin.
Baca Juga
Selain itu, politisi PDIP ini juga meragukan efektifitas Kementan dalam menanggulangi wabah PMK dengan menjaga lalu lintas hewan ternak.
“Perpindahan dari satu kabupaten ke kabupaten. Yang jaga siapa? Kabupten mampu? Kota madya mampu? Mau menyiapkan uang? Kecuali presiden perintahkan TNI-Polri untuk mem-backup itu. Masih masuk akal,” tegasnya.
Sudin mengatakan, hal yang mungkin dilakukan adalah Kementan menyiapkan disinfektan dan bagikan secara gratis ke kendang-kandang ternak yang belum terkena PMK.
“Sekarang jika peternak punya 5 ekor mana mau beli disinfektan," kata Sudin.
Sebelumnya, Syahrul mengungkapkan saat ini sudah diupayakan pembuatan vaksin PMK yang sudah mewabah di 15 provinsi. Pusat Veteriner Farma (Puspetma) Kementan di Surabaya disebut sudah menemukan serotype virus yang beredar di Indonesia dengan kode O/ME-SA/Ind/2001/e, itu.
“Perkembangan terbaru penanganan PMK dari jajaran Kementan. Jadi memang kode O ini adalah serotype yang kemudian kami lebih banyak berkonsentrasi untuk menyiapkan vaksinnya. Vaksin ini sebenarnya sudah ditemukan pada tahun 1990 oleh karena dengan serotype ini kita berharap vaksin ini dibutuhkan,” ujar Syahrul.