Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha logistik dan forwarder di Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengeluhkan antrean panjang kemacetan dalam kegiatan pemasukan dan pengeluaran barang/peti kemas di fasilitas New Priok Container One (NPCT-1) sejak dini hari sampai dengan malam hari, Sabtu (21/5/2022).
Ketua Umum DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta Adil Karim menyebut perusahaan anggotanya menanyakan soal antrean panjang tersebut. Untuk itu, asosiasi meminta manajemen NPCT-1 segera mengatasi hal tersebut. Terlebih antrean panjang masih terjadi hingga sore hari ini.
"Kami mendesak upaya serius dari manajemen NPCT-1 untuk segera mengurai kemacetan tersebut, lantaran hingga Sabtu sore ini antrean panjang masih terjadi" ujar Adil, dikutip dari siaran pers, Sabtu (21/5/2022).
Adil melanjutkan, pelaku usaha belum mendapat informasi pasti terkait dengan penyebab kemacetan di terminal peti kemas sejak dini hari ini. Namun, ada informasi terkait adanya tiga kapal yang bersandar di NPCT-1 sejak Jumat kemarin, dan tidak ada sistem IT atau layanan yang error.
Adil pun masih mempertanyakan keterkaitan antara tiga kapal tersebut dengan kemacetan yang terjadi. Dia pun tidak menutup kemungkinan ada penyebab lainnya.
"Ini menjadi pekerjaan rumah juga buat otoritas pelabuhan setempat, sebab antrean ini berimbas pada keterlambatan arus barang dalam proses pengurusan barang ekspor impor dan menyebabkan biaya logistik tinggi," tuturnya.
Baca Juga
Untuk diketahui, layanan importasi barang pada fasilitas gudang importir umumnya udah tutup hari ini dan lanjut libur pada Minggu. Setelah itu, kegiatan baru akan buka kembali pada Senin dan baru memulai kembali bongkar barang di gudang.
Kondisi itu, kata Adil, berpotensi menyebabkan adanya demurage atau biaya tambahan untuk layanan importasi. Selain itu, kegiatan ekspor bisa terkena closing time sehingga mengalami penambahan biaya apalagi jika kapal sampai tidak bisa masuk.
Konsekuensinya, lanjut Adil, akan lebih parah lagi yakni mengalami penjadwalan ulang atau reschedule sehingga pengiriman ke negara tujuan terlambat.
Untuk itu, ALFI DKI memohon kepada pihak manajemen NPCT-1 untuk memerhatikan kondisi tersebut secara serius. Tidak hanya itu, Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok juga diharapkan bisa menegur para operator terminal peti kemas yang lalai memberikan layanan efisien bagi pengguna jasa.
“Kalau fasilitas common gate nya tidak memadai, ya mestinya segera dibenahi dan ALFI DKI sudah seringkali menyuarakan soal itu. Bagaimana kita mau mendorong membangun NPCT-2 kalau kondisi NPCT-1 saja saat ini seringkali sudah macet seperti itu?” pungkas Adil.