Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Indonesia: Kinerja Manufaktur Bakal Melonjak di Kuartal II/2022

Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI Indonesia) yang pada kuartal I/2022 mencatatkan angka 51,77 persen, naik dari triwulan sebelumnya 50,17 persen, kenaikan ini akan berlanjut hingga kuartal kedua tahun ini. Kenaikan PMI ini didukung optimisme di seluruh komponen pembentuk mencakup volume produksi, diikuti volume pesanan, volume persediaan barang jadi, dan jumlah karyawan yang meningkat.
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja industri pengolahan diproyeksikan bakal melonjak signifikan pada kuartal II/2022. Hal itu terindikasi dari Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI Indonesia) yang pada kuartal I/2022 mencatatkan angka 51,77 persen, naik dari triwulan sebelumnya 50,17 persen.

BI juga memperkirakan peningkatan kinerja manufaktur bakal berlanjut di kuartal ini dengan angka PMI sebesar 56,06 persen.

"Peningkatan PMI-BI didorong seluruh komponen pembentuknya terutama volume produksi, diikuti volume pesanan, volume persediaan barang jadi, dan jumlah karyawan," tertulis dalam pernyataan Bank Indonesia, dikutip Senin (18/4/2022).

Pada kinerja kuartal I/2022, peningkatan terjadi pada mayoritas subsektor dengan indeks tertinggi pada kertas dan barang cetakan sebesar 56,36 persen, menyusul kemudian makanan, minuman, dan tembakau 53,47 persen, serta tekstil, barang kulit dan alas kaki sebesar 53,29 persen.

Perkembangan PMI-BI tersebut juga sejalan dengan kegiatan sektor manufaktur pada hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang positif dan meningkat dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 0,84 persen.

Volume produksi tercatat meningkat pada berada pada level ekspansi dengan indeks sebesar 53,81 persen, lebih tinggi dari 51,84 persen pada triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut sejalan dengan kenaikan permintaan dan ketersediaan sarana produksi yang memadai.

Sementara itu, pada kuartal II/2022 mayoritas subsektor juga diperkirakan meningkat dengan indeks tertinggi pada makanan, minuman, dan tembakau sebesar 58,46 persen, menyusul kertas dan barang cetakan 56,70 persen, dan tekstil, barang kulit dan alas kaki 56,29 persen.

Adapun, volume produksi diperkirakan kembali meningkat dengan indeks sebesar 59,85 persen sejalan dengan meningkatnya permintaan.

Sementara itu yang mengalami penurunan yakni komponen kecepatan penerimaan barang input, yang pada kuartal I/2022 tercatat sebesar 45,22 persen lebih rendah dari 46,24 persen pada triwulan sebelumnya. Penurunan tersebut disebabkan kendala logistik akibat kelangkaan kontainer dan biaya pengapalan yang tinggi.

Pada kuartal II/2022 kecepatan penerimaan barang input diindikasikan membaik dengan indeks sebesar 47,91 persen, meski masih berada pada area kontraksi atau di bawah 50.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper