Bisnis.com, JAKARTA – Pertamina masih menunggu permintaan resmi pemerintah untuk menambah kuota bahan bakar minyak atau BBM subsidi, Solar dan Pertalite. Alasan pemerintah untuk menyokong perbaikan ekonomi yang tengah bergulir pada kuartal pertama tahun ini.
Pjs Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading Pertamina, Irto Ginting menyatakan pihaknya masih menunggu keputusan final.
“Sejauh ini kami masih menunggu keputusan final [mengenai permintaan penambahan kuota BBM],” ujar Irto kepada Bisnis, Rabu (13/04/2022).
Kendati demikian, Pertamina telah menyiagakan terminal BBM yang beroperasi selama 24 jam untuk mengisi BBM di SPBU yang kekurangan pasokan.
“Saat ini kami terus memenuhi kebutuhan SPBU dan memonitor seluruh rantai distiribusi sebagai antisipasi menyeimbangkan antara konsumsi dan distribusi ke SPBU, sehingga tidak terjadi kekurangan stok maupun keterlambatan” ucap Irto.
Irto menerangkan, untuk mengamankan distribusi BBM selama Ramadan dan Idul Fitri, Pertamina telah menyiapkan Satgas.
Baca Juga
“Pertamina Patra Niaga akan kembali mengaktifkan Tim Satuan Tugas Ramadan dan Idul Fitri (RAFI) untuk memastikan antisipasi terhadap proyeksi tersebut. Mulai 11 April hingga 10 Mei akan dimonitor stok dan proses distribusi ke masyarakat, selain itu Tim Satgas RAFI akan memastikan seluruh sarana dan fasilitas operasional Pertamina dalam menyalurkan kebutuhan energi dalam periode tersebut,” sambungnya.
Selain itu, untuk memastikan agar konsumsi BBM subsidi tepat sasaran, Pertamina akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait
“Koordinasi dengan BPH Migas, Pemda dan aparat penegak hukum juga akan kita lakukan untuk memastikan BBM subsidi tepat sasaran,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta penambahan volume kuota Pertalite dan Solar kepada DPR untuk mendukung pemulihan ekonomi.
Arifin menjelaskan, pemerintah berencana menambah kuota solar subsidi sebanyak 2,28 juta kiloliter menjadi 17,39 juta kiloliter. Pemerintah menambah kuota solar subsidi karena solar subsidi mengalami kelebihan kuota realisasi penyaluran sebanyak 9,49 persen periode Januari sampai Maret 2022 akibat peningkatan aktivitas pertambangan dan perkebunan.
Sementara itu, penambangan kuota Pertalite mencapai 5,45 juta kiloliter menjadi 28,50 juta kiloliter karena kelebihan kuota realisasi penyaluran sebesar 14 persen pada periode Januari sampai Maret 2022.
.