Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani soal Tapering: Dunia Tak Bisa Dikontrol, Ekonomi Sendiri Bisa

Dalam menghadapi tapering, Sri Mulyani menilai bahwa Indonesia perlu fokus memperkuat fondasi ekonomi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memimpin pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (17/2/2022). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/POOL
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memimpin pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (17/2/2022). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/POOL

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai bahwa Indonesia harus fokus memperkuat ekonomi dalam negeri dari risiko tapering, karena kita tak memiliki kontrol atas kondisi ekonomi global.

Hal tersebut disampaikan oleh Sri Mulyani dalam video penjelasan mengenai dampak tapering oleh The Fed, bank sentral Amerika Serikat. Video itu diunggah di kanal YouTube Kementerian Keuangan pada Rabu (23/2/2022).

Dia menjelaskan bahwa berdasarkan pengalaman tapering sebelumnya, negara-negara di dunia merasakan dampak cukup besar atas kebijakan Negeri Paman Sam itu. Oleh karena itu, Sri Mulyani menilai bahwa Indonesia perlu fokus memperkuat fondasi ekonomi.

"Message-nya dunia enggak bisa kita kontrol. Yang bisa kita kontrol ekonomi kita sendiri, ekonomi kita untuk bisa lebih tahan, resilient," ujar Sri Mulyani dalam video tersebut, dikutip pada Kamis (24/2/2022).

Menurutnya, Indonesia harus melakukan banyak reformasi ekonomi agar sektor industri, jasa, dan perdagangan bisa lebih kuat. Ketiga sektor itu sangat berkaitan dengan arus modal, yang berpotensi mengalir ke luar ketika tapering terjadi.

"[Reformasi membuat] masyarakat kita lebih kompetitif, ekonomi lebih kompetitif, sehingga ketika dunia yang tidak bisa kita kontrol terjadi guncangan, kita merasa guncangan tetapi tidak hancur. Kita bisa absorb atau menahan guncangan itu," ujarnya.

Sri Mulyani menilai bahwa Amerika telah belajar dari pengalaman tapering pada 2013. Gubernur The Fed kala itu, Ben Bernanke melaksanakan tapering tanpa komunikasi yang baik sehingga dampaknya bagi ekonomi global sangat besar.

Dampak kebijakan Bernanke itu ke seluruh dunia menyebabkan kedumbrangan—begitu Sri Mulyani mengibaratkannya dengan istilah orang Jawa. Tapering 2013 menimbulkan volatilitas di seluruh dunia, sehingga Gubernur The Fed saat ini Jeremy Powell belajar dari pengalaman tersebut.

Sri Mulyani menilai bahwa Powell melakukan komunikasi yang lebih baik dengan menjelaskan kondisi ekonomi Amerika terkini. Powell melihat inflasi bersifat temporer dan dirinya secara hati-hati menaikkan suku bunga.

"Ini membuat degree of volatility atau kedumbrangan tadi menjadi tidak tinggi. Namun, memang akan ada negara-negara yang tetap vulnarable. Indonesia insyaallah akan jauh lebih baik," ujar Sri Mulyani.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper