Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Risalah FOMC: The Fed Isyaratkan Pengurangan Neraca US$95 Miliar per Bulan

The Fed mengusulkan penyusutan neraca dengan kecepatan bulanan maksimum US$60 miliar dalam bentuk treasuries dan US$35 miliar dalam sekuritas berbasis hipotek.
Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Minggu (19/12/2021). Bloomberg/Samuel Corum
Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Minggu (19/12/2021). Bloomberg/Samuel Corum

Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve mengisyaratkan akan mengurangi kepemilikan obligasi secara besar-besaran pada kecepatan maksimum US$95 miliar per bulan.

Langkah The Fed ini merupakan pengetatan kredit di seluruh perekonomian karena bank sentral menaikkan suku bunga untuk mendinginkan inflasi terpanas dalam empat dekade.

Mengutip Bloomberg, Kamis (7/4/2022), risalah pertemuan The Fed pada Maret 2022 yang dirilis Rabu (6/4/2022) waktu setempat juga menunjukkan banyak pejabat akan lebih suka menaikkan suku bunga setengah persen, tetapi menunda langkah seperempat poin mengingat invasi Rusia ke Ukraina. The Fed juga melihat kenaikan satu atau setengah poin lebih ke depan jika inflasi gagal menjadi moderat.

The Fed mengusulkan penyusutan neraca dengan kecepatan bulanan maksimum US$60 miliar dalam bentuk treasuries dan US$35 miliar dalam sekuritas berbasis hipotek. Ini sejalan dengan ekspektasi pasar dan hampir dua kali lipat dari level puncaknya yaitu US$50 miliar per bulan saat terakhir kali Fed memangkas neracanya pada 2017 hingga 2019.

“Peserta secara umum juga sepakat bahwa pembatasan dapat dilakukan secara bertahap selama periode tiga bulan atau sedikit lebih lama jika kondisi pasar memungkinkan,” jelas risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) 15-16 Maret 2022.

Langkah untuk mengurangi neraca akan memperpanjang poros tajam dalam memerangi inflasi, karena The Fed pada bulan lalu membeli obligasi dalam rangka mengurangi dukungan stimulus pandemi. FOMC diperkirakan akan menyetujui pengurangan neraca pada pertemuan berikutnya pada 3-4 Mei 2022. Roadmap untuk menyusutkan neraca datang melalui presentasi staf kepada pejabat.

“Para peserta sepakat bahwa mereka telah membuat kemajuan substansial pada rencana tersebut dan komite berada pada posisi yang baik untuk memulai proses pengurangan ukuran neraca sedini mungkin setelah kesimpulan dari pertemuan mendatang pada Mei 2022,” kata risalah tersebut.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor panjang terombang-ambing karena investor mencerna risalah, dengan kesenjangan antara imbal hasil tenor 2 dan 10 tahun memperpanjang pergerakan yang curam pada Rabu. Bursa saham AS juga ditutup pada zona merah.

Para gubernur bank sentral AS menaikkan suku bunga seperempat poin persentase pada pertemuan Maret, mengangkatnya dari level mendekati nol di mana mereka ditahan sejak Maret 2020 ketika pandemi menyebar.

The Fed mengisyaratkan enam langkah lebih lanjut tahun ini untuk mendinginkan inflasi terpanas dalam empat dekade. Menyusutkan ukuran neraca mereka, yang menggelembung menjadi US$8,9 triliun karena mereka secara agresif membeli obligasi untuk melindungi ekonomi dari Covid-19, juga membantu memperketat kondisi keuangan.

Risalah pertemuan The Fed menunjukkan banyak peserta mencatat bahwa satu atau lebih kenaikan 50 basis poin dalam kisaran target dapat sesuai pada pertemuan mendatang, terutama jika tekanan inflasi tetap tinggi. Peserta pertemuan menilai akan tepat untuk memindahkan sikap kebijakan moneter menuju postur netral secepatnya.

“Pengurangan US$95 miliar sejalan dengan apa yang dipikirkan pasar dan itu berarti mereka tidak harus menggunakan penjualan langsung. Sekarang pasar akan memposisikan sekitar berapa banyak 50 basis poin yang akan mereka lakukan tahun ini,” kata Karl Haeling, direktur pasar modal di bank Jerman LBBW, New York.

Adapun posisi netral yang dimaksud dalam risalah The Fed adalah tingkat teoretis yang tidak mempercepat atau memperlambat kegiatan ekonomi dan diperkirakan berada di sekitar 2,4 persen. Para pejabat The Fed juga mencatat bahwa, bergantung pada perkembangan ekonomi dan keuangan, langkah ke sikap kebijakan yang lebih ketat dapat dibenarkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper