Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Minta Pertamina Lebih Serius Capai Target Lifting Tahun ini

Rendahnya capaian lifting PT Pertamina (Persero) pada tahun lalu membuat pemerintah menagih keseriusannya, mengingat kontribusi perseroan menjadi yang paling besar terhadap produksi minyak dan gas bumi nasional.
Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan mengontrol kerangan pipa minyak yang menuju tangki pengumpul produksi minyak (Tank Farm) di Blok Rokan, Dumai, Riau, Rabu (22/12/2021). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan mengontrol kerangan pipa minyak yang menuju tangki pengumpul produksi minyak (Tank Farm) di Blok Rokan, Dumai, Riau, Rabu (22/12/2021). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA – Rendahnya capaian lifting PT Pertamina (Persero) pada tahun lalu membuat pemerintah menagih keseriusannya, mengingat kontribusi perseroan menjadi yang paling besar terhadap produksi minyak dan gas bumi nasional.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, kontraktor yang tidak mencapai target lifting pada tahun lalu sebagian besar merupakan bagian dari Pertamina Group.

Untuk capaian produksi siap jual atau lifting minyak, terdapat enam kontraktor dari Pertamina yang tidak mencapai target.

Adapun, kontraktor tersebut adalah PT Pertamina Hulu Rokan yang hanya mencapai 160.747 barel minyak per hari (barrel oil per day/bopd) atau 97,4 persen dari target 2021 sebesar 165.000 bopd, dan PT Pertamina EP dengan realisasi 71.421 bopd atau 84 persen dari target 2021 sebanyak 85.000 bopd.

Kemudian, Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd yang mencatatkan realisasi 27.138 bopd, atau 96,9 persen dari target 28.000 bopd sepanjang 2021.

Lebih lanjut, kontraktor Pertamina lainnya yang tak mencapai target adalah PT Pertamina Hulu Energi Oses yang mencatatkan realisasi lifting minyak 24.346 bopd atau 90,2 persen dari target sebesar 27.000 bopd.

Selanjutnya, PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur dengan realisasi lifting 9.294 bopd atau 88,5 persen dari target 10.500 bopd, dan BOB PT Bumi Siak Pusako-Pertamina yang mencatatkan realisasi 8.538 bopd atau hanya 94,9 persen dari target sebesar 9.000 bopd.

Untuk capaian lifting gas bumi, ada lima dari 15 kontraktor besar yang tidak mencapai target, dan dua kontraktor di antaranya berasal dari Pertamina group, yakni PT Pertamina EP dengan realisasi lifting gas bumi sebesar 680 MMscfd atau 97,1 persen dari target 700 MMscfd, dan PT PHE Jambi Merang dengan realisasi 92 MMscfd atau 96,5 persen dari target 95 MMscfd.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tutuka Ariadji mengatakan, tahun ini merupakan periode yang kritikal untuk sektor hulu migas.

Alasannya, pada tahun ini telah ditetapkan rencana untuk bisa meningkatkan produksi agar tidak ada lagi penurunan produksi.

Tutuka menuturkan, pihaknya telah menargetkan dan mengupayakan dengan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS), terutama Pertamina untuk tidak lagi mengalami penurunan produksi. Pertamina pun diharapkan mampu meningkatkan produksi migasnya tahun ini.

Menurut dia, Pertamina memiliki sejumlah lapangan potensial yang dapat dikembangkan untuk peningkatan produksi tahun ini, seperti Blok Rokan dengan kegiatan pengeboran yang ditargetkan sebanyak 500 sumur tahun ini, dan Blok ONWJ yang diharapkan tidak lagi mengalami unplanned shutdown agar tidak mengalami penurunan produksi lagi.

“Kami tahu banyak memiliki potensi, terutama tentunya di Rokan yang kami targetkan sampai 500 sumur. Jadi perlu mobilitas yang cepat. Tantangannya adalah logistik yang cukup kompleks. Kemudian juga beberapa tempat lain di Pertamina di ONWJ tidak terus turun karena permasalahan unplanned shutdown kami tanggulangi,” ujarnya dalam konferensi pers yang digelar pada Rabu (18/1/2022).

Tutuka menjelaskan, Pertamina juga diharapkan untuk bisa mengerjasamakan lapangan-lapangan migas yang dinilai tidak kompetitif kepada pihak-pihak yang bisa menggarap potensinya dengan lebih serius.

Menurutnya, pemerintah telah memberikan kemudahan agar Pertamina dapat mengalihkan pengelolaan lapangan-lapangan migas untuk dikerjasamakan dengan perusahaan lain melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 21/2021.

Selain itu, Tutuka juga menyebut, Pertamina didorong untuk bisa memberikan skema bisnis yang lebih menarik, sehingga kerja sama operasi dapat tumbuh dan berkontribusi tidak hanya dari sisi produksi, tapi juga dari pengembangan teknologi, karena risikonya yang lebih kecil.

“Perlu kami melihat lapangan-lapangan yang tidak dikembangkan. Jadi kami menawarkan kalau memang tidak dikembangkan, kemudian ditawarkan kepada pihak-pihak yang serius dan mempunyai kemampuan, serta finansial untuk turut serta membantu peningkatan produksi,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper