Bisnis.com, JAKARTA — Produksi siap jual atau lifting minyak dan gas bumi kembali mengalami penurunan. Berdasarkan data Kementerian ESDM, sepanjang tahun lalu realisasi lifting minyak bumi hanya mencapai 660.000 barel per hari (BOPD) dari target yang ditetapkan 705.000 bopd.
Sementara itu, realisasi lifting gas bumi sebesar 982.000 barel setara minyak per hari (BOEPD) atau lebih rendah dari target tahun lalu sebesar 1 juta boepd.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif tidak menampik bahwa tren lifting Indonesia terus mengalami penurunan. Kondisi mayoritas lapangan migas di dalam negeri yang telah berumur dan tidak adanya sumber cadangan baru membuat tren lifting terus merosot.
“Lifting migas tren menurun, ya memang menurun tidak ada sumber-sumber baru, adanya sumber-sumber lama dan diupayakannya juga butuh biaya besar,” ujarnya di kantor Kementerian ESDM, Rabu (12/1/2022).
Arifin mengatakan untuk mencari sumber cadangan baru, pemerintah tengah memperbaiki aturan-aturan fiskal untuk bisa lebih menarik bagi investor migas baru atau pun eksisting.
Menurutnya, pemerintah akan lebih fleksibel agar memberikan kesempatan bagi para kontraktor untuk memgoptimalkan sumber daya yang ada sebelum mengelola sumber-sumber yang baru.
Adapun, dalam meningkatkan investasi migas, pemerintah memberikan fleksibilitas kontrak migas, perbaikan terms & conditions kontrak pada lelang blok migas baru dan eksisting, perbaikan pengelolaan dan akses data hulu migas, serta penyederhanaan perizinan.
“Sumber yang ada harus bisa di optimalkan semaksimal mungkin dan develop sumber-sumber baru dan eksploitasi sumber-sumber baru, saat ini persaingan ketat belum lagi ada EBT,” ungkapnya.