Bisnis.com, JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencanangkan program kerja yang lebih massif untuk bisa mengejar target produksi siap jual atau lifting migas sepanjang tahun ini.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan, pada tahun ini pihaknya telah menetapkan penambahan pengeboran untuk bisa mengejar rendahnya capaian pada tahun lalu.
Menurutnya, rendahnya capaian lifting pada pengujung tahun lalu harus dikejar dengan tambahan pengeboran sumur pengembangan di tahun ini.
“Development drilling sekitar 800–900 sumur kami targetkan,” katanya kepada Bisnis, Selasa (11/1/2022).
Lebih lanjut, Julius menuturkan bahwa sepanjang tahun ini pihaknya telah mematok setidaknya bisa menyelesaikan 12 proyek hulu migas. Jumlah itu belum termasuk 4 proyek perawatan yang tidak menambah kapasitas produksi.
Untuk proyek enhanced oil recovery (EOR), SKK Migas juga telah menargetkan 1 proyek yang bisa segera beroperasi pada tahun ini di Tanjung, Kalimantan Selatan.
Baca Juga
“Tanjung Waterflood dari Pertamina EP dengan target onstream di kuartal III/2022,” jelasnya.
Berdasarkan data SKK Migas per kuartal III/2021, sebanyak 12 proyek migas telah onstream. Capaian itu membuat target proyek onstream pada tahun lalu telah mencapai 100.
Adapun, proyek tersebut memberikan tambahan produksi migas nasional sebesar 14.486 barel minyak per hari (BOPD) dan 489 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) gas, dengan total investasi sebesar US$1,5 miliar atau setara Rp21,75 triliun.
Sementara itu, jumlah pengeboran sumur pengembangan pada tahun lalu diperkirakan hanya mencapai sekitar 500 sumur, sedangkan untuk pengeboran eksplorasi hanya 36 sumur sampai dengan akhir 2021.