Bisnis.com, JAKARTA - Penyebaran varian Omicron di Indonesia turut diawasi perkembangannya oleh pemerintah. Terutama, terkait dengan kemampuan fiskal dalam menghadapi tantangan tersebut.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu) Febrio Kacaribu menilai varian Omicron menjadi sumber ketidakpastian baru yang membayangi upaya pemulihan ekonomi di 2022. Apalagi, jika melihat dampak varian anyar tersebut terhadap perkembangan pandemi Covid-19 di berbagai negara lain.
"Apakah [di 2022] sudah lewat challenge? Tidak. Omicron ini agak sedikit berbeda. Tapi ini tetap saja challenge karena menimbulkan ketidakpastian. Banyak negara kasusnya ada yang sampai satu juta. Kita masih bertahan di bawah 1.000. Tapi, ini ada eskalasi," jelas Febrio pada taklimat media secara daring, Rabu (12/1/2022).
Baca Juga
Adapun, Kementerian Kesehatan kembali mencatat penambahan kasus konfirmasi Covid-19 varian Omicron di Indonesia. Hingga Senin (10/1/2022), terjadi penambahan 92 kasus konfirmasi sehingga total mencapai 506 kasus akibat varian tersebut.
Febrio menilai salah satu upaya yang bisa didorong untuk meminimalisasi dampak varian tersebut adalah dengan percepatan vaksinasi Covid-19. Febrio mencatat hingga saat ini Indonesia masih menduduki peringkat kelima terbesar dunia dalam hal vaksinasi. Vaksinasi dosis kedua sudah mencapai 43,4 persen, dan dosis pertama sudah mencapai 63,3 persen.
Pemerintah juga mendorong upaya vaksinasi dengan memulai vaksinasi dosis ketiga atau booster, yang dimulai pada hari ini. Sebelum itu, Presiden Joko Widodo menegaskan vaksinasi dosis ketiga akan diberikan secara gratis.