Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia selama dua dekade terakhir tidak pernah di bawah pertumbuhan ekonomi global.
Hal itu selain fakta bahwa ekonomi Indonesia termasuk 20 terbesar di dunia, persisnya di posisi 16 secara PDB.
"Selalu ekonomi Indonesia tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi global. Itu yang membuat posisi Indonesia menjadi semakin kuat dan strategis. Oleh karena itu, posisi Indonesia semakin diperhitungkan. Hanya ada dua negara lain yang pertumbuhan ekonominya selalu di atas pertumbuhan ekonomi dunia yaitu China dan India," jelasnya pada webinar, Senin (6/12/2021).
Contohnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebelum pandemi di 2019 adalah sebesar 5,02 persen (yoy), lebih tinggi dari capaian pertumbuhan global sebesar 2,56 persen (yoy).
Hal tersebut berubah ketika ekonomi dunia, termasuk Indonesia, umumnya melambat akibat adanya pandemi Covid-19. Dari data Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi global 2020 terkontraksi atau tumbuh negatif -3,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Indonesia pun tumbuh negatif sebesar -2,07 persen (yoy).
Padahal, Febrio memaparkan bahwa dalam 15 tahun terakhir, ekonomi Indonesia selalu tumbuh di kisaran 5-6 persen. Menurutnya, itulah keunggulan yang menjadikan Indonesia dilirik oleh dunia.
Baca Juga
Kendati demikian, pandemi akan menjadi penentu pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya. Sebelum ada pandemi pun, pertumbuhan ekonomi tanah air telah lama tumbuh di bawah level potensialnya yaitu sejak 2014. Hal itu disampaikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini stagnan di level 5 persen sebelum pandemi Covid-19," kata Suharso beberapa waktu lalu di kantor Kementerian PPN/Bappenas di Jakarta.
Di sisi lain, Suharso juga menilai pemulihan ekonomi nasional belum optimal karena belum merata di seluruh daerah. Oleh sebab itu, dia menilai 2022 menjadi tahun yang penting untuk pemulihan agar bisa mengembalikan trajectory pemulihan ekonomi yaitu di level potensial sebesar 6,3 persen, hingga 2045.
"Intervensi kebijakan yang tepat, dan tidak sekadar business as usual, penting untuk mengembalikan trajectory pertumbuhan ekonomi Indoensia menuju negara berpendapatan tinggi [high-income country] di 2045," tutupnya.