Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahana TCW Sebut Kenaikan Inflasi Tingkatkan Kinerja Emiten, Ini Penjelasannya

Menurut Bahana TCW, produsen dan emiten di beberapa sektor dapat memanfaatkan momentum kenaikan inflasi untuk memperbaiki margin usaha dengan menaikkan harga jual produk mereka.
Kepala Makroekonomi dan Direktur Strategi Investasi PT Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat./istimewa
Kepala Makroekonomi dan Direktur Strategi Investasi PT Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat./istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bahana TCW Investment Management atau Bahana TCW menilai bahwa kenaikan inflasi pada 2022 akan mendorong perusahaan-perusahaan terbuka atau emiten untuk memperbaiki margin usaha sehingga dapat menopang pertumbuhan kinerja.

Kepala Ekonom Bahana TCW Budi Hikmat menilai bahwa berbagai negara mengalami inflasi yang cukup tinggi, bahkan beberapa berada di tahap terlalu tinggi, sedangkan kenaikan inflasi di Indonesia terbilang stabil. Kenaikan harga energi dan komoditas mendorong inflasi secara global, tetapi berbagai subsidi membuat harga-harga di Indonesia cukup terjaga.

Pada 2021, tingkat inflasi tahunan berada di angka 1,87 persen dan masih berada di bawah target Bank Indonesia berkisar 3 persen, sehingga Bahana TCW menilai akan terjadi kenaikan inflasi pada 2022. Budi menilai bahwa tren kenaikan inflasi itu membawa peluang pertumbuhan bagi perekonomian secara umum, tetapi secara khusus bagi perusahaan-perusahaan terbuka.

"Para produsen dan emiten di beberapa sektor dapat memanfaatkan momentum ini [kenaikan inflasi] untuk memperbaiki margin usaha dengan menaikkan harga jual produk mereka. Sehingga akan berpengaruh kepada pasar saham berkat kinerja emiten yang membaik, seiring terkontrolnya tingkat inflasi," ujar Budi pada Selasa (11/1/2022).

Meskipun begitu, di sisi lain, Bahana TCW menilai bahwa kenaikan inflasi tahun ini akan memengaruhi daya beli masyarakat. Namun, kondisi ekonomi yang lebih baik dapat membuat pendapatan masyarakat turut meningkat, berbeda dengan kondisi awal pandemi Covid-19 di Indonesia yang membuat banyak orang kesulitan mencari penghasilan.

Bahana TCW memperkirakan tingkat inflasi akan terjaga di angka 3 persen selama 2022. Kebijakan Bank Indonesia sepanjang 2021 menunjukkan adanya kemampuan untuk mengendalikan inflasi dengan perangkat moneter yang ada.

"Saat ini Bank Indonesia masih mempertahankan BI 7-Days Reverse Repo Rate [BI7DRR] sebesar 3,5 persen, yang berarti BI masih memiliki ruang yang cukup untuk melakukan kebijakan untuk mengontrol laju inflasi agar tetap berada dalam kisaran target," ujar Budi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper