Bisnis.com, JAKARTA – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo yang telah menyelesaikan merger pada 1 Oktober 2021 atau dua bulan yang lalu seakan belum mengeluarkan gebrakan program.
Pakar Maritim dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Raja Oloan Saut Gurning menilai manajemen lebih fokus pada penyamaan standar kinerja dan kultur yang selama ini memang berbeda di masing-masing Pelindo sebelum merger.
Meski demikian lanjutnya, banyak kasus logistik secara khusus yang juga dilakukan pihak Pelindo. Misalnya dengan kontainerisasi produk curah kering di Badas ke Surabaya, dilakukan diskon di Badas dan Perak.
“Semua hal tersebut juga dapat dilakukan karena proses integrasinya,” ujarnya, Kamis (2/12/2021).
Pada tahun depan, Saut pun memperkirakan ada potensi pemulihan yang lebih baik di sektor pelabuhan, utamanya Pelindo kendati masih ada ketidakpastian. Namun, nampaknya isu virus Covid-19 varian Omicron akan menambah ketidakpastian tersebut.
Dia memperkirakan dengan munculnya isu Omicron tersebut akan cenderung ada pembatasan untuk pergerakan penumpang di pelabuhan karena sangat sensitif akibat pencegahan varian baru selain varian D.
Sementara, lanjutnya, untuk pergerakan kargo di pelabuhan juga akan terganggu karena berpotensi mulai kembali mulai membatasi mobilitas penumpang atau ekonomi atau perdagangan lewat laut.
Dia memperkirakan disrupsi varian baru bagi industri manufaktur di berbagai asal-tujuan barang global. Khususnya di negara-negara yang sedang menghadapi timbulnya Omicron di negaranya.