Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa pertumbuhan Indonesia pada kuartal III/2021 mengalami pertambatan, yang tercatat tumbuh 3,5 persen, dari 7,1 persen pada kuartal sebelumnya.
Namun, perlambatan tidak hanya dialami Indonesia, tetapi oleh banyak negara di dunia, misalnya pertumbuhan ekonomi China yang juga melambat dari 7,9 persen pada kuartal II/2021 menjadi 4,9 persen pada kuartal III/2021, ekonomi Amerika Serikat dari 12,2 persen menjadi 4,9 persen, juga Filipina dari 12 persen menjadi 7,1 persen.
Meski demikian, Sri Mulyani mengatakan Indonesia menjadi salah satu negara yang perekonomiannya telah kembali ke tingkat sebelum pandemi Covid-19.
Dengan perhitungan skala 100, size produk domestik bruto (PDB) Indonesia telah mencapai tingkat 101,1.
“China sudah melonjak juga, Amerika Serikat sudah, Filipina belum, Thailand baru saja, Malaysia tetangga kita masih 96,4,” katanya dalam konferensi pers APBN Kita secara virtual, Kamis (25/11/2021).
Sri Mulyani mengatakan, kondisi yang baik tersebut juga memberikan afirmasi dari Rating Agency seperti Fitch yang baru saja mengumumkan bahwa Indonesia berada pada peringkat BBB.
Baca Juga
“Ini menggambarkan momentum pemulihan berjalan baik dan upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi struktural juga dilihat menjadi satu hasil yang cukup baik,” jelasnya.
Menurut Sri Mulyani, aktivitas ekonomi domestik yang membaik, vaksinasi yang terus diakselerasi dan dari sisi konsolidasi fiskal dan reformasi perpajakan, merupakan faktor yang mendorong Indonesia tetap terjaga dari sisi credit rating.