Bisnis.com, JAKARTA - Harga gandum semakin terkerek seiring dengan rencana Rusia sebagai eksporter terbesar untuk menaikkan bea keluar biji-bijian sehingga memicu kekhawatiran pada ketatnya pasar global.
Dilansir Bloomberg pada Kamis (11/11/2021), harga gandum dari Minneapolis ke Paris naik setelah keputusan Rusia. Kendati demikian, Menteri Pertanian Rusia Dmitry Patrushev mengatakan Rusia mungkin akan merevisi formula pajak ekspor biji-bijian jika ada kenaikan harga signifikan secara global.
Rusia juga akan kembali menetapkan kuota ekspor pada paruh pertama tahun depan.
Kebijakan pengenaan pajak sudah diterapkan sejak pertengahan tahun untuk menekan penjualan ke luar negeri dan mengamankan inflasi pangan domestik.
"Pada saat kenaikan harga [biji-bijian] di dunia, [mungkin] di atas US$400 per ton, formula untuk menetapkan bea keluar mengambang akan direvisi ke atas," kata Patrushev.
Kendati demikian, harga masih jauh di bawah level itu dan belum ada detail lebih lanjut terkait keputusan Pemerintah Rusia. Sejauh ini, kebijakan pajak dan kuota ekspor tidak berdampak besar kepada total volume musiman.
Baca Juga
Ekspor biji-bijian terus berlanjut bahkan ketika pajak mengambang naik lebih dari dua kali lipat dalam beberapa bulan terakhir. Namun, pedagang masih gelisah mengingat pasar yang ketat.
"Kapanpun Anda berpikir adanya revisi pada kuota dan perpajakan maka akan menimbulkan sedikit ketakutan bagaimana jika [kenaikan harga] terjadi," ujar Matt Ammermann, Manajer Risiko Komoditas StoneX.
Hal itu ditambah adanya laporan Kementerian Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang memangkas prospek stok gandum global dan mendorong prospek perdagangan ke rekor.
Kuota ekspor gandum Rusia selanjutnya akan ditentukan pada akhir tahun dengan mempertimbangkan perubahan volume panen, serta tingkat ekspor pada paruh pertama musim panen saat ini. Penetapan kuota direncanakan akan mulai pada pertengahan Februari.
Wakil Menteri Pertanian Rusia Oksana Lut memperkirakan permintaan biji-bijian domestik mencapai 80 juta ton
"Jika eksporter terbesar mengatakan mereka menetapkan pajak ekspor lebih ketat, maka akan [harga akan] bullish. Sementara harga global tetap tinggi dan CPI [indeks harga konsumen] tetap tinggi, maka [pajak ekspor] akan tetap berada di radar para pejabat," ujar Andrey Sizov, Direktur Pelaksana konsultan SovEcon.
Salah satu opsi potensial untuk menyesuaikan pajak adalah pengurangan ambang batas tidak kena pajak, yang saat ini mencapai US$200 per ton gandum, kata Eduard Zernin, Kepala Eksporter Biji-bijian Rusia.
Harga gandum di Chicago mencapai rekor tertinggi sejak 2012 pada awal bulan ini dan kontrak berjangka Paris mencapai rekor setelah tanaman pangan di seluruh dunia dilanda kekeringan, embun beku dan hujan lebat. Kementerian Pertanian AS pada Selasa memangkas prospek pasokan global lebih dari yang diperkirakan para analis.
Harga berjangka gandum di Chicago naik 2,6 persen menjadi US$7,99 per gantang pada Rabu siang. Gandum musim dingin merah keras melonjak sebanyak 2,8 persen menjadi US$8,1575 per gantang, tertinggi sejak 2014. Di Minneapolis, gandum musim semi naik untuk sesi ketiga berturut-turut.
Sementara itu, harga komoditas lain seperti jagung dan kedelai di Chicago naik dalam 2 hari berturut-turut seiring dengan perkiraan panen terbesar oleh Kementerian Pertanian AS.
Ekspor gandum global akan mencapai titik tertinggi sepanjang masa karena Rusia, Uni Eropa, India, dan Ukraina bakal mengekspor dengan volume yang lebih dari yang diharapkan.
Kementerian Pertanian AS memperkirakan ekspor gandum akan mencapai 203,2 juta metrik ton.
USDA menaikkan perkiraannya terhadap ekspor Rusia hingga mencapai 1 juta ton karena jumlah panen yang lebih besar, tetapi Uni Eropa masih siap untuk memimpin untuk saat ini.
Namun, penjualan AS akan disalip tidak hanya oleh UE dan Rusia, tetapi juga Ukraina dan Australia lantaran harga domestik yang tinggi untuk varietas seperti gandum musim semi, kata USDA.