Bisnis.com, JAKARTA – Real Estat Indonesia memproyeksikan nilai penjualan produk hunian hingga Desember 2021 bisa mencapai Rp32 triliun.
Ketua Umum REI Paulus Totok Lusida mengatakan bahwa jika tidak ada gelombang ketiga kasus penularan Covid-19 di tahun ini, maka diproyeksikan nilai penjualan properti, khususnya produk hunian bisa mencapai Rp32 triliun.
“Sejak gelombang kedua penularan Covid-19 ini [penjualan] turun, minat pembelian properti saat ini mulai kembali meningkat. Kami prediksi kenaikan penjualan properti hingga akhir tahun bisa capai Rp32 triliun, dengan catatan tidak ada kenaikan kasus,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (24/9/2021).
Menurutnya, saat ini kondisi sektor properti, khususnya untuk produk hunian sangat diminati konsumen. Hal itu dikarenakan banyaknya stimulus yang diberikan pemerintah, seperti uang muka 0 persen, suku bunga yang rendah, dan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP).
Totok menuturkan, setidaknya sudah ada 22.000 unit rumah tapak dan apartemen yang memanfaatkan PPN DTP sejak awal Maret hingga awal September 2021. Adapun, jumlah nilai dari penjualan tersebut bisa mencapai Rp12 triliun hingga Rp13 triliun.
“Kalau penjualan bersama dengan rumah sederhana, atau semua asosiasi itu sudah ada 33.000 unit. Kalau average harga sekitar Rp12 triliun hingga Rp13 triliun, ditambah dengan rumah sederhana yang lebih mahal harga patokan pemerintah dan selama ini kena PPN,” tutur Totok.
Baca Juga
Dia meyakini, tren penjualan rumah akan terus meningkat selama stimulus tersebut diberlakukan. Apalagi, saat ini juga cukup banyak calon konsumen yang mencari rumah melalui platform jual beli properti online.
“Kami berdoa tidak ada lagi gelombang ketiga untuk pandemi Covid-19, karena trennya kalau beli rumah selain online juga mau melihat rumahnya secara offline, sehingga semoga semuanya berjalan dengan baik,” ucapnya.
Totok menjelaskan, saat ini rumah yang diminati konsumen berada pada rentang harga Rp1 miliar dengan pangsa pasar 90 persen. Rumah tapak dengan desain praktis dan memiliki fasilitas lengkap menjadi primadona bagi calon pembeli.
Sementara itu, Country Manager Rumah.com Marine Novita menuturkan bahwa turunnya kasus pandemi Covid-19 berdampak pada naiknya tingkat pencarian properti hunian.
“Minat terhadap listing properti terus cenderung naik, meskipun pada saat PPKM itu sempat turun. Akan tetapi, di Agustus 2021 naik lagi. Tandanya peminat terhadap properti mulai bangkit,” ujarnya.
Peningkatan penjualan rumah, kata dia, didorong oleh berbagai faktor, seperti PPN DTP untuk pembelian rumah, dan juga suku bunga acuan BI yang saat ini berada di level 3,5 persen.
“Sekarang ini, selama 2 tahun ke belakang banyak promo-promo yang dilakukan pengembang dan bank,” ucapnya.