Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mendata sektor jasa konstruksi mengalami pertumbuhan positif pertama kalinya pada kuartal II/2021 setelah 12 bulan berada di zona merah.
Berdasarkan data BPS, kontraksi terbesar terjadi pada kuartal IV/2020 atau sebesar 5,67 persen. Adapun, laju pertumbuhan sektor konstruksi pada 2019 stabil di kisaran 5,65-5,91 persen secara tahunan.
"Kalau dilihat dari fenomenanya, [sektor] konstruksi tumbuh 4,42 persen karena didukung realisasi belanja modal pemerintah untuk sektor konstruksi naik 50,22 persen," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Kamis (5/8/2021).
Selain itu, Margo menyatakan pertumbuhan tersebut juga didorong oleh peningkatan impor komponen konstruksi, yakni barang dari besi dan baja dasar. "[Peningkatan impor] itu bisa mendorong sektor konstruksi," ucapnya.
Margo mencatat impor barang nonmigas selama April–Juni 2021 naik 29,62 persen secara tahunan. Sementara itu, industri logam dasar nasional tumbuh 18,03 persen pada kuartal II/2021 secara tahunan.
Akan tetapi, kontribusi sektor konstruksi pada pertumbuhan ekonomi nasional berkurang secara tahunan dari 10,56 persen pada kuartal II/2020 menjadi 10,12 persen pada kuartal II/2021. Namun demikian, kontribusi sektor konstruksi pada PDB kuartal II/2021 bertengger pada peringkat empat.
Baca Juga
Adapun, peringkat pertama diduduki oleh sektor industri pengolahan atau sebanyak 19,29 persen. Sektor pertanian dan perdagangan masing-masing mengikuti di level 14,27 persen dan 13,08 persen.
Sebelumnya, Chief Economist PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) I Kadek Dian Sutrisna Artha mengatakan pandemi Covid-19 telah merubah proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional. Menurutnya, pemangku kepentingan perlu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional lebih dari 5 persen untuk kembali menjajarkan realisasi dan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional.
Dian berujar sektor jasa konstruksi merupakan bidang dengan penyerapan tenaga kerja yang tinggi keempat di dalam negeri. Adapun, peringkat pertama dimiliki sektor pertanian dan disusul oleh sektor perdagangan dan industri pengolahan.
"Kami di SMI terus memberikan support untuk sektor-sektor infrastruktur. [Kami] berharap [industri infrastruktur di dalam negeri] bisa memiliki daya tahan dan bertahan [dari pandemi Covid-19. Itu prioritas utamanya," ucapnya.