Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatatkan kerugian hingga Rp454 miliar selama Semester I/2021. Hal tersebut lantaran terjadinya penurunan jumlah penumpang yang sangat signifikan mulai dari awal pandemi memasuki Tanah Air.
Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo mengatakan sejak pertengahan Maret tahun lalu, grafik angkutan penumpang mengalami penurunan yang sangat signifikan. Situasi itu juga diperparah dengan kebijakan pembatasan mobilitas seperti PSBB dan PPKM.
"Itu pengaruhnya semakin terasa ya sehingga kalau kita lihat grafik daripada angkutan penumpang mengalami penurunan yang sangat signifikan," katanya kepada Bisnis.com, Sabtu (31/7/2021).
Secara tata kelola keuangan, dia mengaku perseroan telah melakukan upaya efisiensi yang maksimal kendati mencatatkan kerugian sampai dengan Rp454 miliar pada Juni 2021 dari rincian pendapatan Rp7,2 triliun dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp7,7 triliun.
Didiek juga menegaskan bahwa PT KAI tidak tinggal diam dengan kondisi tersebut. Meskipun angkutan penumpang mengalami penurunan, operasional angkutan barang justru menjadi penyelamat di masa pandemi.
"Angkutan barang bisa menjadi penyelamat di masa pandemi ini sehingga bulan Juli ini sebenarnya lebih bagus dibandingkan RKAP-nya. Sebetulnya RKA [Rencana Kerja Anggaran] Rp1,57 triliun, artinya pencapaian ini sudah lebih bagus daripada rencana kerja dalam satu tahun dan kami sekarang sedang melakukan evaluasi kinerja Semester I ini untuk nanti kami akan melakukan strategi-strategi agar di tahun ini kami bisa selesaikan semester II lebih baik," pungkasnya.
Baca Juga
Sebelumnya, VP Public Relations KAI Joni Martinus juga mengaku bahwa pihaknya terus berupaya mengekspansi angkutan barang melalui beragam kerja sama baik untuk angkutan yang sudah lama maupun pengembangan angkutan baru.
Dia mengatakan salah satu yang sudah dilakukan KAI adalah membuka kembali atau reaktivasi jalur kereta api logistik yang ada di pelabuhan, melalui kerja sama dengan Pelindo III dan Terminal Petikemas Surabaya (TPS).
"Kita harapkan itu bisa mengekspansi angkutan barang dan berdampak terhadap peningkatan pendapatan," sebutnya.