Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 membuat kinerja produksi di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) cenderung loyo. Sebab, target menahan produksi pada tahun ini pada level yang sama pada 2020 tidak dapat tercapai.
SKK Migas memproyeksikan realisasi produksi siap jual atau lifting minyak pada tahun ini hanya akan mencapai 680.000 barel per hari (BOPD) atau lebih rendah dari target APBN tahun ini 705.000 BOPD.
Sementara itu, lifting gas bumi pada tahun ini diproyeksikan hanya akan mencapai 5.529 MMscfd atau lebih rendah dibandingkan dengan target yang ditetapkan pada APBN 2021 sebesar 5.638 MMscfd.
Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal berpendapat, kondisi pandemi Covid-19 membuat operasi di lapangan menjadi cukup menantang.
Di samping itu, kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) masih belum berani untuk meningkatkan investasinya saat masa pandemi Covid-19. Kendati produksi sudah berjalan, untuk meningkatkan produksi tidak terlepas dari kebutuhan investasi.
"Pemerintah harus dengan segera mengatasi pandemi ini sehingga operasi bisa berjalan normal kembali setidaknya, setelahnya untuk mengembalikan minat investor insentif harus digelontorkan," katanya kepada Bisnis, Minggu (18/7/2021).
Baca Juga
Sementara itu, Direktur Eksekutif ReforMiner Komaidi Notonegoro mengatakan mengacu pada realisasi lifting Indonesia sejak 2000 terus tidak mencapai target dan mengarah kepada tren penurunan.
Selain itu, kondisi pandemi Covid-19 yang telah terjadi sejak tahun lalu kembali membuat target lifting yang ditetapkan pemerintah akan sulit tercapai karena terganggunya kegiatan operasional.
"Namun kondisi sebelum ada pandemi pun sudah menunjukkan adanya tren penurunan," jelasnya.