Bisnis.com, JAKARTA - Masih rendahnya realisasi produksi siap jual atau lifting minyak dan gas bumi pada semester I/2021 disebabkan oleh banyaknya kontraktor kontrak kerja sama yang mencatatkan realisasi di bawah target.
Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak, untuk lifting minyak sepanjang enam bulan pertama tahun ini, terdapat 10 dari 15 KKKS yang mencatatkan realisasi di bawah target APBN tahun ini.
Kepala SKK Migas Dwi Soejtipto mengatakan ExxonMobil Cepu Limited mencatatkan rapor merah dengan realisasi lifting minyak 208.936 barel minyak per hari (BOPD). Catatan itu masih lebih rendah dari target APBN 2021 yang ditetapkan sebesar 219.000 BOPD.
"Mobil Cepu ini dikarenakan kemudian ternyata kita masuk tahun di mana water cut naik jadi kandungan air naik, kandungan gas juga naik kuat itu di luar perkiraan kita waktu nyusun APBN yang lalu," kata Dwi dalam paparannya kepada media belum lama ini.
Selain itu, ExxonMobil, KKKS lainnya yang di bawah target adalah Chevron Pacific Indonesia dengan realisasi lifting 160.646 BOPD atau hanya 97,4 persen dari target APBN 2021 yakni 165.000 BOPD.
PT Pertamina EP juga termasuk sebagai KKKS yang mencatatkan kinerja merah dengan realisasi lifting minyak hanya 71.420 BOPD atau 84 persen dari target APBN 85.000 BOPD. Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd mencatatkan realisasi 27.615 BOPD atau 98,6 persen dari target APBN 2021 sebesar 28.000 BOPD.
Baca Juga
Grup Pertamina lainnya yang mencatatkan kinerja di bawah target adalah Pertamina Hulu Energi OSES dengan realisasi 24.594 BOPD atau 91,1 persen dari target APBN 2021 sebesar 27.000 BOPD. Pertamina Hulu Kalimantan Timur melaporkan realisasi sebesar 9.174 BOPD atau 87,4 persen dari target APBN 2021 10.500 BOPD.
Realisasi merah juga dicatatkan Pertamina Hulu Sanga-Sanga dengan lifting sebesar 11.807 BOPD atau 99,2 persen dari target APBN 11.900 BOPD. BOB Bumi Siak Pusako - Pertamina Hulu hanya mencapai 95,9 persen dari target APBN sebesar 9.000 BOPD dengan realisasi 8.913 BOPD.
Selanjutnya adalah Petrochina International Jabung Ltd yang mencatatkan rapor merah dengan realisasi 14.823 BOPD atau 92,6 persen dari target APBN tahun ini yakni 16.000 BOPD.
"Petrochina Jabung ini 92,6 persen juga karena menunggu status untuk usai 2023, sehingga mereka ada beberapa rencana pengembangan. Menunggu kalau begitu nanti sudah jelas ke depan seperti apa. Kalau memang Petrochina masih jadi konsorsium untuk kelola Jabung maka mereka akan invest. Jadi ini agak mundur karena persetujuannya sedang kita proses," jelasnya.
Sementara itu, Dwi menuturkan untuk realisasi lifting gas bumi hampir seluruh KKKS telah berhasil melampui target yang ditetapkan dalam APBN 2021. Namun, untuk gas bumi terdapat beberapa KKKS yang mengalami masalah serapan gas.
Dwi menuturkan 5 dari 15 KKKS tidak mencapai target salur gas tahun ini di antaranya adalah BP Berau Ltd, PT Pertamina EP, Petrochina International Jabung Ltd, Husky-Cnooc Madura Ltd, dan Pearl Oil (Sebuku) Ltd.
"Gas juga menyangkut masalah serapan saja, tapi ada beberapa kejadian-kejadian BP Berau karena ada beberapa unplanned shut down, PEP, Jabung, Husky-Cnooc Madura ada beberapa delay proyek sehingga mundur," jelasnya.