Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II/2025 Diprediksi di Atas 5%, tapi Hanya di Sulawesi-Papua

Ekonomi kuartal II/2025 diprediksi tumbuh di atas 5% di Sulawesi, Maluku, dan Papua, didorong investasi dan ekspor, meski konsumsi rumah tangga melambat.
Suasana deretan gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta. / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Suasana deretan gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta. / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 diprediksi bakal di atas 5%, tetapi hanya untuk wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua alias Sulampua. Sementara wilayah lainnya masih belum menunjukkan peningkatan.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter (DKEM) Bank Indonesia (BI) Firman Mochtar dalam Taklimat Media, di kantor pusat BI, Kamis (24/7/2025). 

“Secara spasial kami juga melakukan pencermatan tentang bagaimana daerah-daerah di Sulampua itu masih tumbuh di atas 5%,” jelasnya. 

Pada kuartal I/2025 lalu, pertumbuhan ekonomi tertinggi berada di wilayah Sulawesi yang mencapai 6,40% (year on year/YoY). Lebih tinggi dari ekonomi secara nasional yang hanya mencapai 4,87%. 

Pada kuartal II/2025, Firman melihat pertumbuhan ekonomi akan ditopang oleh investasi nonbangunan terkait kegiatan di sektor transportasi. Kemudian ekspor masih cukup baik yang ditopang oleh komoditas berbasis sumber daya alam dan produk manufaktur. 

Sementara konsumsi rumah tangga, yang menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi, dipandang masih perlu ditingkatkan. Tercermin dari penjualan eceran yang melambat. 

Tercermin dalam Indeks Penjualan Riil (IPR) yang melambat pada April dan Mei 2025. Masing-masing mengalami tren penurunan dari Maret yang sebesar 248,3, menjadi 235,5 dan 232,4 poin. 

Secara sektoral, Firman melihat pada kuartal II/2025 Lapangan Usaha (LU) Pertanian tetap tumbuh ditopang oleh kinerja subsektor LU Perkebunan dan dukungan program pemerintah. Sedangkan beberapa kinerja LU utama lainnya seperti Industri Pengolahan serta Akomodasi dan Makanan Minuman belum kuat.

Secara umum, Firman menyampaikan bahwa bank sentral tidak menampik ekonomi Indonesia perlu terus didorong di tengah prospek perekonomian global yang melemah. Di mana Bank Indonesia memprediksikan pertumbuhan ekonomi global masih belum kuat dan mencapai 3% secara keseluruhan tahun 2025.

BI sendiri mengestimasikan ekonomi Indonesia akan berada pada rentang 4,6% hingga 5,4%. Artinya, masih terdapat peluang untuk tumbuh di atas 5%, seperti harapan pemerintah.

Pada sisa akhir tahun ini, Firman mengungkapkan berbagai komponen dari produk domestik bruto (PDB) akan terus didorong. Dirinya juga meyakini ekonomi pada semester II akan lebih tinggi dari semester I tahun ini.

Di samping karena dorongan dari stimulus fiskal yang pemerintah gelontorkan, harapan tersebut juga berasal dari belanja pemerintah yang umumnya tersalurkan lebih banyak pada paruh kedua setiap tahun.

Sementara relaksasi kebijakan yang Bank Indonesia tempuh, baik moneter maupun makroprudensial, diharapkan juga dapat semakin mendorong ekonomi pada semester II/2025.

Meski demikian, Firman enggan memberikan estimasi pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 yang akan Badan Pusat Statistik (BPS) umumkan pada 5 Agustus 2025 mendatang.

“Kita tunggu aja lah tanggal 5, berapa hari lagi. Yang penting disampaikan statement-statement kita perlu terus mendorong pertumbuhan ekonomi,” jelasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro