Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Said Abdullah memberi kode bahwa pemerintah akan menetapkan target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari tahun ini dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau RAPBN 2026.
Adapun pada tahun ini, APBN 2025 menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%. Pada tahun depan, target tersebut diyakini akan ditingkatkan.
"Ya, 5,3% sampai 5,4% lah pertumbuhan," ujar Said ketika ditanya mengenai perkiraan target pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2026, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Bagaimanapun, sambung legislator dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) itu, perekonomian nasional menunjukkan tren perbaikan signifikan. Produk domestik bruto (PDB) pada kuartal I/2025 tumbuh 4,87%, sementara kuartal II/2025 menguat menjadi 5,12% sebagaimana dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).
Dalam pembahasan antara Kementerian Keuangan dengan Banggar DPR, Said mengungkapkan rentang target pertumbuhan ekonomi disepakati di angka 5% sampai dengan 5,4% pada 2026. Dia meyakini pemerintah akan memilih ambang batas atas dari rentang target yang telah disepakati itu.
"Ke atas lah tentu, karena kan ini counter cyclical. Belanja kita dorong sedemikian rupa agar impact bagi masyarakatnya tinggi," kata Said.
Baca Juga
Sementara dari penerimaan negara, dia melihat pemerintah akan mengambil ambang batas atas yang telah disetujui yaitu di kisaran Rp3.145–3.147 triliun. Sedangkan defisit, pemerintah diyakini akan memilih ambang batas bawah yaitu 2,48% dari PDB.
Lebih lanjut, Said berharap Presiden Prabowo Subianto akan menekankan ke peningkatan sumber daya manusia (SDM) dalam pidato Nota Keuangan-nya.
Menurutnya, kualitas SDM menjadi kunci agar Indonesia mampu mengejar ketertinggalan, terutama dalam rasio Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Saat ini ICOR Indonesia masih di kisaran 6,1–6,2, lebih tinggi dari Vietnam yang berada di 4,6.
Dia menilai tiga program prioritas seperti pendidikan, peningkatan kualitas kesehatan, dan makan bergizi gratis (MBG) akan memperbaiki produktivitas dan menurunkan ICOR apabila dijalankan secara simultan.
“Ini bagian dari game changer, perubahan ke depan tentang peningkatan SDM kita,” ungkapnya.
Adapun Presiden Prabowo Subianto akan membacakan Nota Keuangan dan Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau RUU APBN 2026 dalam sidang paripurna DPR pada Jumat (15/8/2026) siang hari ini.
Sidang penyampaian nota keuangan merupakan momentum penting dalam siklus penganggaran nasional. Melalui pidato ini, presiden akan memaparkan arah kebijakan fiskal, target pertumbuhan ekonomi, proyeksi penerimaan negara, alokasi belanja, hingga kebijakan pembiayaan untuk tahun depan.