Bisnis.com, JAKARTA — BPS melaporkan bahwa jumlah penduduk miskin Indonesia mencapai 24,06 juta orang atau 8,57% per September 2024, dengan garis kemiskinan Rp609.160 per kapita per bulan.
Tingkat kemiskinan itu menjadi yang terendah sejak pertama kali angka kemiskinan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada 1960.
"Maret 2025 jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 23,85 juta, atau turun 0,2 juta orang dibandingkan kondisi September 2024," ujar Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta pada Jumat (25/7/2025).
Dia menjabarkan bahwa tingkat kemiskinan itu diperoleh berdasarkan garis kemiskinan Maret 2025 yang sebesar Rp609.160 per kapita per bulan. Angka tersebut naik 2,34% dari garis kemiskinan pada September 2024 sebesar Rp595.242 per kapita per bulan.
BPS mendefinisikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut garis kemiskinan. Setiap orang yang memiliki pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan tergolong sebagai penduduk miskin.
Terdapat dua komponen dalam perhitungan garis kemiskinan oleh BPS, yakni garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan bukan makanan (GKBM). Penetapan itu mengacu pada konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar atau basic needs approach.
Baca Juga
Terdapat 52 jenis komoditas yang ada dalam garis kemiskinan makanan. Semua komoditas itu menjadi acuan perhitungan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan setara 2.100 kkal per kapita per hari.
Adapun, untuk garis kemiskinan bukan makanan, terdapat 51 jenis komoditas di perkotaan dan 47 jenis di perdesaan.
Pada Maret 2025, komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GKM, baik di perkotaan maupun perdesaan, yang terbesar adalah beras. Kontribusinya mencapai 21,06% di perkotaan dan 24,91% perdesaan.
Rokok kretek filter memberikan kontribusi terbesar kedua bagi perhitungan garis kemiskinan, yakni 10,72% di perkotaan dan 9,99% di perdesaan. Jumlahnya lebih banyak dibandingkan komoditas makanan bergizi (telur ayam ras 4,50%, daging ayam ras 4,22%, tempe 1,77%, tahu 1,72%) maupun kebutuhan pendidikan (2,07%) dan kesehatan (0,72%).
Sementara itu, dalam komponen GKBM, pengeluaran untuk perumahan menjadi yang terbesar, disusul oleh bensin dan listrik.
Berikut daftar komoditas yang memberikan sumbangan besar bagi garis kemiskinan: