Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa realisasi pendapatan negara hingga semester I/2021 mencapai Rp886,9 triliun.
Angka ini tumbuh 9,1 persen dibandingkan tahun lalu dan 50,9 persen dari target anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2021.
“Pertumbuhan pendapatan 9,1 persen ini dibandingan tahun lalu yang mengalami kontraksi 9,7 persen adalah kenaikan yang sangat tinggi dan bagus,” katanya pada konferensi pers virtual, Senin (5/7/2021).
Sri Mulyani menjelaskan bahwa jika dirinci, penerimaan pajak Rp557,8 triliun atau tumbuh 4,9 persen dibandingkan tahun lalu. Pada 2020, pungutan negara mengalami kontraksi yang cukup dalam, yaitu 12 persen atau hanya RP531,8 triliun.
Dari bea cukai, terkumpul Rp122,2 triliun atau tumbuh 31,1 persen. Dibandingkan tahun lalu yang naik 8,8 persen, loncatan ini lebih dari 3 kali lipat.
Penerimaan negara bukan pajak realisasinya Rp206,9 triliun. Capaian ini, tambah Sri Mulyani, juga luar biasa karena naik 11,4 persen dari tahun lalu Rp185,7 persen yang mengalami kontraksi 11,2 persen.
Baca Juga
Kemudian dari belanja negara, pemerintah telah mengeluarkan Rp1.170 triliun atau tumbuh 9,4 persen. Kenaikan yang cukup besar dari belanja pemerintah pusat yang mencapai Rp696,3 triliun atau naik 19,1 persen.
Dari kementerian/lembaga (K/L), belanjanya Rp449,6 triliun atau melonjak 28,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan non-K/L Rp346,7 triliun atau naik 8,9 persen.
Sri Mulyani mencatat transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) masih mengalami kendala. Hingga semester I ini hanya Rp373,9 triliun atau mengalami kontraksi 6,8 persen. Meski TKDD sudah ditransfer, pemerintah daerah masih belum menggunakannya.
“Untuk realisasi semester ini, kita mengalami defisit Rp283,2 triliun atau 1,72 persen,” jelas Sri Mulyani.