Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terus berupaya mempertajam bisnis proses penyelenggaraan angkutan khusus ternak. Pasalnya, selama hampir 6 tahun beroperasi, kinerja kapal ternak telah menunjukan hasil yang cukup baik.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Antoni Arif Priyadi mengatakan, ada beberapa hal yang perlu dipertajam dalam bisnis proses penyelenggaraan angkutan khusus ternak tersebut.
Menurutnya, ini merupakan bentuk komitmen dan penjabaran dari bisnis proses kapal ternak dalam mendorong swasembada pangan yaitu daging sapi dan kerbau dengan menjamin kelancaran distribusi menggunakan moda transportasi laut.
"Penyelenggaraan angkutan khusus ternak mengalami peningkatan setiap tahunnya mulai dari aspek armada, trayek, jumlah ternak yang diangkut hingga penambahan pelabuhan bongkar dan pelabuhan muat," katanya dalam siaran pers, Rabu (23/6/2021).
Dia mengungkapkan, saat ini 6 Kapal Ternak dilayani oleh KM Camara Nusantara dengan spesifikasi panjang keseluruhan kapal (LOA) lebih kurang 69,78 meter, lebar sekitar 13, 6 meter dan kapasitas ruang muat yang mencapai 150 ton. Kapal Angkutan Khusus Ternak dapat mengangkut ternak dengan kapasitas sebanyak 550 ekor ternak sapi.
Pada 2015, lanjutnya, kapal ternak itu awalnya cuma ada 1 trayek dengan 4 pelabuhan muat dan 4 pelabuhan bongkar dengan realisasi muatan sebanyak 353 ekor. Selanjutnya pada 2016, realisasi muatan ternak meningkat signfikan menjadi 8.403 ekor dan sedikit menurun pada 2017 menjadi 7.990 ekor.
Baca Juga
"Kemudian 2018 trayek Kapal Ternak bertambah menjadi 6 trayek dengan 10 pelabuhan muat dan 7 pelabuhan bongkar. Realisasi muatan pun meningkat tajam menjadi 34.134 ekor. Pada 2020, capaian kinerja kapal khusus angkutan ternak telah mengangkut sejumlah 42.984 ekor sedangkan 2019 telah mengangkut 42.726 ekor sehingga terjadi kenaikan sekitar 0,9 persen," jelasnya.
Mengingat adanya peningkatan tersebut, dia bertekad untuk dapat meningkatkan jumlah ternak yang dapat diangkut tahun ini meski kapal ternak tahun ini memasuki masa perlimbungan pertengahan (dock intermediate).
Pada tahun 2021, sambung Antoni, program tol laut baik ternak maupun barang lebih fokus pada muatan balik yang fungsinya disamping sebagai penyeimbang pambiayaan distribusi logistik juga pendorong geliat perekonomian di daerah terutama 3TP.
“Untuk kapal khusus hewan memang akan terfokus pada penyeimbang pembiayaan distribusi logistik sehingga dapat mengurangi nilai subsidi yang dapat dimanfaatkan pada kebutuhan penting lainnya terutama dalam hal dukungan penanganan pandemi Covid-19 serta pemulihan ekonomi seperti yang saat ini,” sebutnya.
Lebih lanjut dia berharap kepada para pihak terkait untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pengelolaan kapal angkutan khusus ternak secara menyeluruh agar pelayanan yang diberikan lebih baik di masa yang akan datang.
“Tidak selalu di setiap kegiatan berjalan mulus dan lancar, itu hal yang biasa, namun yang lebih penting bagaimana cara kita mencari solusi untuk menyelesaikan hal tersebut,” pungkasnya.