Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) menyatakan bahwa realisasi nilai subsidi liquefied petroleum gas 3 kilogram atau sering disebut dengan LPG melon membengkak sebesar 66 persen dari alokasi APBN 2021.
CEO Subholding Commercial & Trading Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution memaparkan bahwa sepanjang Januari—April 2021, realisasi nilai subsidi LPG 3 kg telah mencapai Rp20,03 triliun, lebih tinggi 66,6 persen dibandingkan dengan alokasi kuota periode yang sama pada APBN 2021 senilai Rp12,02 triliun.
Tingginya realisasi sepanjang tahun ini disebabkan harga contract price Aramco (CPA) mengalami kenaikan dibandingkan dengan asumsi pada APBN 2021.
"CPA naik dibandingkan dengan APBN. APBN US$379 per metrik ton. Januari sampai April itu CPA US$570 per metrik ton. Jadi, CPA-nya naik," katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Senin (31/5/2021).
Sementara itu, untuk realisasi volume LPG 3 kg sampai dengan April 2021 telah mencapai 2,42 juta ton atau lebih tinggi 4,9 persen dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu 2,3 juta ton.
Adapun, realisasi per April 2021 tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan kuota pada APBN 2021 untuk periode Januari—April sebesar 2,47 juta ton atau 2,1 persen.
Baca Juga
"Peningkatan 2,1 persen disebabkan adanya kebijakan PPKM di Indonesia pada pertengahan Januari 2021 sehingga aktivitas masyarakat belum maksimal, serta pada kuartal pertama belum ada peningkatan penyaluran seperti saat memasuki hari besar keagamaan," tutur Alfian.