Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah strategi disiapkan pelaku usaha dalam menghadapi ketidakpastian perekonomian di tengah pandemi yang masih berlanjut pada 2021.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengemukakan hal pertama yang dilakukan banyak pelaku usaha adalah mengelola arus kas agar makin efisien. Pengelolaan kas menjadi krusial mengingat banyak usaha yang berguguran dan terpaksa menghentikan operasional untuk sementara.
“Namun di lapangan banyak yang sudah berguguran karena tidak sanggup mengelolanya. Jadi jalan keluar yang dipilih oleh sebagian adalah menghentikan usaha atau istilahnya hibernasi,” kata Hariyadi dalam Bisnis Indonesia Business Challenges 2021 bertajuk Akselerasi Pemulihan Ekonomi, Selasa (26/1/2021).
Strategi kedua yang disiapkan adalah melakukan kolaborasi lintas sektor demi menjaring konsumen. Sebagai contoh, Hariyadi mengatakan pelaku usaha sektor pariwisata bersama penyedia jasa transportasi udara bekerjasama menawarkan paket perjalanan. Hal serupa dilakukan peritel lewat kerja sama dengan platform digital.
“Misal di pariwisata kerja sama dengan transportasi untuk paket wisata. Ritel tetap fasih penetrasi berjualan secara daring meski tidak semudah itu karena daya beli drop sekali,” katanya.
Meski tantangan yang mengemuka pada 2020 belum surut pada 2021, Hariyadi mengatakan pelaku usaha tetap optimistis dengan mengacu pada sejumlah indikator perekonomian di penghujung tahun.
Baca Juga
Dari realisasi investasi pada 2020 yang melampaui target misalnya, Hariyadi mengatakan jumlah serapan tenaga kerja mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan 2019.
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memperlihatkan bahwa serapan tenaga kerja sepanjang 2020 mencapai 1,15 juta orang dari total Rp826,3 triliun realisasi investasi. Jumlah serapan tenaga kerja ini naik dibandingkan dengan 2019 dan 2018 yang masing-masing serapan tenaga kerjanya di kisaran 1,03 juta orang dan dan 960.000 orang.
“Soal penyerapan tenaga kerja cukup positif. Tren sejak 2013 sebenarnya terus turun sampai 2019. Namun dibandingkan tahun lalu ada kenaikan dan kami harap ini bisa mendorong rebound ke posisi yang lebih baik,” kata Hariyadi.
Tahun ini digadang-gadang sebagai momen pemulihan usai sejumlah indikator menunjukkan perbaikan pada kuartal IV, salah satunya pada neraca dagang yang mengalami surplus tertinggi dalam sembilan tahun terakhir.
Bisnis Indonesia Business Challenges 2021 menghadirkan berbagai narasumber dari berbagai sektor, mulai dari finansial, industri, dan kesehatan. Acara ini berlangsung dengan dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Tabungan Negara (BTN), Toyota Indonesia, Telkom Indonesia, Bank Mandiri, Bank Mayapada, Summarecon Agung, dan Bukaka.