Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan negara-negara Asean harus melakukan adaptasi pada seluruh aspek seiring dengan dinamika kondisi geopolitik dan perekonomian dunia.
Anwar menjelaskan persatuan Asean menjadi kunci di tengah meningkatnya rivalitas strategis, fragmentasi ekonomi global, dan pergeseran lanskap geopolitik yang memengaruhi perdagangan, teknologi, serta pergerakan barang.
Dia mengatakan, sebagai Ketua Asean periode 2025, Malaysia memfokuskan diri pada upaya-upaya menjaga perdamaian, membangun kepercayaan, dan memperkuat kerja sama di kawasan. Oleh karena itu, Anwar juga mendorong negara-negara Asean untuk beradaptasi dengan cepat untuk merespons kondisi global.
"Mulai dari digitalisasi hingga dekarbonisasi, negara-negara Asean harus beradaptasi dengan transisi besar ini dengan investasi pada keterampilan, infrastruktur, dan kapasitas kelembagaan," katanya dalam sambutan video pada Peringatan HUT Asean atau Asean Day ke-58 di Sekretariat Asean, Jakarta pada Jumat (8/8/2025).
Anwar melanjutkan Visi Asean 2045 yang dirancang pada masa keketuaan Malaysia di Asean menetapkan tujuan jangka panjang untuk membentuk kawasan yang tangguh, inovatif, dan berorientasi pada masyarakat.
Meski demikian, Anwar menekankan keberhasilan pencapaian tujuan-tujuan itu bergantung pada langkah nyata yang diambil saat ini. Hal ini mulai dari peningkatan konektivitas regional hingga penguatan ketahanan pangan dan energi.
Baca Juga
"Malaysia menegaskan komitmennya terhadap sentralitas Asean, yang berarti memastikan blok ini tetap menjadi pusat dialog dan kerja sama kawasan, bukan hanya secara formal tetapi juga secara substansial. Komitmen tersebut mencakup penanganan isu-isu sulit secara konstruktif, termasuk situasi di Myanmar," kata Anwar.
Anwar juga menyoroti potensi perekonomian kawasan Asia Tenggara yang memiliki populasi lebih dari 670 juta penduduk dengan PDB gabungan hampir US$4 triliun. Meski begitu, Anwar menyebut pertumbuhan dari sisi ekonomi belum cukup untuk memaksimalkan potensi Asean.
Dia menjelaskan pertumbuhan itu harus bersifat inklusif, berkelanjutan, dan dirasakan luas oleh masyarakat. Hal itu menjadi fokus kepemimpinan Malaysia sebelum kursi keketuaan diserahkan kepada Filipina pada 2026.