Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia Maritime, Logistic and Transportation Watch (IMLOW) mengusulkan pemerintah melalui pemanfaatan kontainer yang ada di pelabuhan Indonesia, guna mengantisipasi kelangkaan kontainer ekspor.
Sekretaris Jenderal IMLOW Achmad Ridwan Tentowi mengungkapkan terjadi kenaikan tarif ocean freight hingga 3 kali lipat akibat kelangkaan kontainer tersebut.
"Saat ini terjadi kenaikan biaya ocean freight antara 100 persen sampai dengan 200 persen," jelasnya kepada Bisnis.com, Selasa (8/12/2020).
Di sisi lain terangnya, saat ini terdapat ribuan kontainer yang menumpuk berisi limbah plastik di sejumlah pelabuhan. Dia menjelaskan yang dapat segera dilakukan saat ini agar pemerintah menginstruksikan importir limbah plastik yang harus dimusnahkan agar mempercepat proses pemusnahannya, sehingga kontainer kosong dapat segera digunakan kembali untuk kegiatan ekspor.
Menurutnya, jumlahnya pun cukup signifikan, yaitu ada sekitar 1.000 petikemas dari ukuran 40 feet di Pelabuhan Tanjung Priok dan jumlah yang sama di pelabuhan lainnya.
"Importir diduga menghindari kewajiban memusnahkan limbah plastik tersebut karena diduga tidak mau menanggung biaya penumpukan peti kemas dan demurrage yang menjadi tanggung jawab importir selain dari biaya pemusnahan yang harus ditanggung importir," katanya.
Baca Juga
Adapun, Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi menuturkan pemusnahan limbah tersebut tidak mungkin serta merta dapat membantu mengurangi kelangkaan kontainer ekspor.
"Ide pemusnahan limbah ini sulit diterapkan, dari luar negeri membuang limbah, di sini tidak terima karena tak sesuai ketentuannya. Sementara ada pula yang perlu diekspor ulang," katanya.
Dia menilai satu-satunya jalan pemilik barang, perusahaan pelayaran ocean going, pelaku logistik duduk bersama, membahas masalah kebijakan khusus reposisi kontainer kosong.